Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Minus Sembilan Puluh

19 Februari 2019   11:40 Diperbarui: 19 Februari 2019   11:52 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pada kepalamu yang habis terbakar
ucap yang menguar
pada hatiku yang terlampau letih
terpilin ujar yang membuat perih

cukup sudah
diam sesaat

aku sedang meminjam dingin Antartika
yang membekukan urat-urat syaraf
hingga hanya permintaan ma'af yang tersisa

aku sedang mencabik gulungan rasa kebas
menjadi serpihan kenangan lawas
ternyata kita pernah merasa setara,
kau dan aku dalam rasa bersaudara

cukup sudah
berhenti memekik
gendang telingaku telah lama koyak
bukankah hatimu juga telah lama pekak?

saatnya berada di titik terendah suhu Antartika
minus sembilan puluh derajat celcius saja
sebelum mati membeku berkubang katakata semu. Palsu.

Bandung, 18 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun