Shopee sebagai salah satu pemain besar di pasar Asia Tenggara, cepat menangkap potensi strategi ini dan mengadaptasinya ke dalam konteks lokal. Tidak hanya berhenti di 11.11, Shopee secara rutin mengadakan kampanye belanja pada tanggal dan bulan kembar dari 1.1 hingga 12.12. Angka tersebut digunakan secara masif dan konsisten dalam berbagai materi promosi yang mudah dikenali dan ditunggu oleh konsumen.
Daya tarik angka kembar bukan hanya soal diskon, tetapi juga karena kesannya yang unik dan mudah diingat. Dengan kombinasi angka yang sama menciptakan kesan spesial atau momentum penting yang membuat konsumen merasa sedang menghadapi sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Hal ini menstimulasi rasa penasaran sekaligus memberi bayangan yang kuat. Dalam dunia pemasaran, efek semacam ini disebut sebagai daya tarik yang bisa memengaruhi persepsi konsumen secara bawah sadar.
Tidak heran jika setiap angka kembar kini seolah menjadi bulan dan tanggal sakral dalam kalender belanja masyarakat digital. Shopee tidak hanya menjual barang, tapi juga menciptakan pengalaman. Dari countdown promosi hingga voucher waktu terbatas, semua dibalut dalam cerita angka kembar yang menjanjikan lebih dari sekadar transaksi tapi juga partisipasi dalam perayaan digital bersama.
2. Fenomena Sosial dan Budaya Konsumtif Baru
Dengan seiring waktu, belanja pada angka kembar berkembang menjadi semacam ritual digital yang dinanti-nanti setiap bulannya. Bagi sebagian orang, bukan hanya isi keranjang yang penting, tetapi sensasi mengikuti perburuan diskon bersama jutaan pengguna lainnya. Angka seperti 1.1 menjadi momen ketika notifikasi Shopee tidak henti berdentang, dan media sosial penuh dengan unggahan checkout massal.
Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu kekuatan besar di balik budaya ini. Banyak orang merasa khawatir akan ketinggalan promo terbaik jika tidak ikut serta dalam gelombang belanja ini. Bahkan diskusi seputar keranjang belanja siapa yang paling hemat atau siapa yang paling cepat checkout sebelum barang habis menjadi bagian dari dinamika sosial di komunitas daring.
Budaya konsumtif baru ini terbentuk melalui berbagai interaksi sosial, baik langsung maupun lewat media. Dengan norma baru juga muncul yang ikut event angka kembar dianggap sebagai bagian dari gaya hidup digital kekinian. Bahkan, memilih untuk tidak berbelanja pada tanggal dan bulan kembar itu bisa membuat seseorang merasa tertinggal di lingkungan sosialnya.
Dalam perspektif sosiologi konsumen, ini menunjukkan bagaimana sebuah praktik ekonomi dapat bertransformasi menjadi pola budaya. Shopee berhasil memadukan strategi pemasaran dengan mekanisme sosial yang membentuk kebiasaan kolektif. Belanja tidak lagi semata soal kebutuhan, tetapi telah menjadi ekspresi identitas, validasi sosial, dan gaya hidup.
3. Peran Komunitas dan Media Sosial
Media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan dan memperkuat budaya belanja angka kembar. Dengan platform seperti TikTok, Instagram, dan Shopee Live menjadi panggung utama bagi para pengguna untuk berbagi review, melakukan unboxing, hingga memberi rekomendasi produk. Di sinilah opini masyarakat terbentuk dan menyebar secara cepat dari sebuah sistem interaktif yang memperkuat keinginan konsumsi.
Influencer dan kreator konten menjadi ujung tombak dari kampanye promosi angka kembar. Mereka tidak hanya mengiklankan produk, tapi juga membentuk cerita emosional yang dekat dengan keseharian audiensnya. Ketika seorang influencer membagikan konten sementara 1.1 atau keranjang racun 12.12, audiens bukan hanya tergoda, tapi juga merasa menjadi bagian dari komunitas yang sama.