Mohon tunggu...
Teguh Pengabdian
Teguh Pengabdian Mohon Tunggu... Mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII, Badan Pengurus Harian Islamic Economics Study Club (IESC), Muallim dan Tim Koordinator Lapangan Ta'lim FE UII. -

IG : @teguhpengabdian LINE : teguhpengabdian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepanjang 10 November 1945-10 November 2017

10 November 2017   13:46 Diperbarui: 10 November 2017   14:05 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: centroceramic.com

Pada hari ini, Jum'at 10 November 2017, masyarakat indonesia kembali memperingati  hari pahlawan. Sejak tahun-tahun sebelumnyapun sama. Ditiap tanggal dan bulan ini, banyak diantara kita yang mulai mengingat kembali bagaimana perjuangan yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu untuk memerdekkan negara yang dahulunya bernama Nusantara ini. 

Mengingat Kembali Kisah Perjuangan

10 November, dikenal juga sebagai hari dimana peristiwa bersejarah terjadi. Bukanlah sebuah hari yang menggembirkan bagi rakyat indonesia dikala itu, melainkan sebuah hari yang menjadi momok menakutkan yang mungkin tidak ingin diingat oleh sebagian diantara para pelaku sejarah (veteran).

Pada hari itu, setelah beberapa bulan rakyat kita merasakan euforia kemerdekaan setelah bung karno membacakan naskah proklamasinya, sejarah perangpun kembali terjadi. 10 November 1945, pertempuran besar terjadi yang berlokasi di surabaya. Perang ini terjadi antara pihak tentara indonesia dengan pasukan britania raya. Pertempuran inipun menjadi pertempuran pertama pasukan indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan dan menjadi pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

Pada tanggal itu pula, tercatat, 6.000 - 16.000 pejuang dari pihak indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari surabaya. Sedangkan korban dari pasukan inggris dan india kira-kira berjumlah 600 - 2000 tentara. (data yang diambil dari tulisan Woodburn Kirby yang berjudul "the war against japan").  Banyaknya pejuang dan rakyat yang gugur inilah menjadikan pada hari ini (1o november) dikenang sebagai hari pahlawan oleh rakyat indonesia hingga saat ini.

Peringatan hanya ceremonial, patutkah?

Mengingat kembali sejarah perjuangan memang suatu hal yang sangat penting, terutama untuk menanamkan betapa pentingnya sebuah pengorbanan yang tanpa meminta imbalan dan penghargaan, terutama perjuangan tersebut ditujukan bagi negara Indonesia yang sangat kita cintai.

Memperingati hari pahlawan, dan hari hari besar lainnya seperti hari kemerdekaan, hari sumpah pemuda, hari kartini, dll, seharusnya bukan diaplikasikan hanya sekedar ceremonial semata. Karena seringkali kita melihat, mulai dari pejabat kelas atas hingga masyarakat kelas menengah kebawah, sebagian besar menjadikan momen ini hanya untuk di ingat dan ditanamkan dalam hati pada hari itu saja. Tak jarang kita melihat diberbagai media masa, beberapa petinggi negara merayakan hari pahlawan dengan berziarah dimakam para pahlawan, atau memberikan penghargaan dan perhatian khusus kepada para veteran perjuangan, dll. Namun, pernakah kita sadari, bagaimana seandainya, pengaplikasian nilai-nilai kepahlawanan tidak hanya dilakukan pada hari ini saja, melainkan setiap harinya kita tanamkan.

Yang kita sama-sama tidak inginkan adalah, apa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita dahulu, kita balas dengan meruntuhkan hasil dari pengorbanan mereka. Kita lihat bagaimana tawuran yang terjadi, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, yang sebagian besar merusak moral dan perilaku generasi yang seharusnya menjadi penerus perjuangan bangsa. Bahkan tak jarang kita temukan, beberapa orang yang diberikan jabatan dan kekuasaan, yang telah disumpah dengan kitab suci agamanya, tanpa malu dan bersalah melakukan tindakan korupsi yang berakibat pada penyengsaraan rakyat semata. Namun disisi lain, kitapun melihat diantara mereka pada setiap tanggal dan bulan ini, menjadi bagian dari orang-orang yang turut memperingati peristiwa bersejarah dan berdarah ini.

Tidak ada yang perlu disalahkan, hanya saja, coba nilai diri kita masing-masing, sudah seberapa jauh, kita menghargai dan menanamkan sifat kepahlawanan dalam diri kita demi kemajuan bangsa indonesia. Tidak harus dengan hal sebesar seperti memegang senjata untuk melawan penjajah, atau turut serta dalam penjagaan keamanan negara, cukup dimulai hal kecil semisal jujur dalam bertindak dan berucap, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, atau yang lebih kecil lagi, yakni menghargai orang lebih tua dari kita, yang mungkin saat ini, disebagian daerah sudah sangat sulit kita temukan.

Sepanjang 10 November 1945 -10 November 2017, sudah seberapa jauh kita berkontribusi bagi negara ini?

-Hari Pahlawan bukan untuk ceremonial-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun