Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tertawa dan Menangis untuk "A Man Called Ahok"

21 November 2018   19:49 Diperbarui: 21 November 2018   20:43 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

img-20181121-203257-5bf5613eaeebe1354666d7f2.jpg
img-20181121-203257-5bf5613eaeebe1354666d7f2.jpg
Agar tidak lupa, di awal tulisan ini saya membuat semacam highlight soal ulah penonton AMCA yang menangis sebelum masuk teater. Dia adalah donatur saya untuk pembelian tiket nonton  siang itu di CGV Slipi Jaya, Jakarta Barat.

Mungkin dia lagi pingin beramal, lalu mentaraktir saya. Jadi, dia membeli dua tiket Rp70.000 (@ Rp35.000). Okesip, tiket sudah dipegang.

Tiba-tiba dia buka smartphone, dan tampak tekun membaca 'kitab suci'-nya itu.

"Sorry, bro gua lupa, hari ini di jam ini ada janjian sama nara sumber di Kantor DPRD DKI," kata my bro, wartawan senior dan penulis kritik film berinisial Herman Wijaya.

Sudah bisa ditebak seperti film Indonesia, apa yang akan terjadi kemudian. Ya, dia mohon pamit bergeser ke tempat lain. Artinya, batal nonton.


Bagaimana nasib dua helai karcis yang sudah dibeli? "Jual saja," kata saya sekenanya. Ya, daripada mubazir, dia tawarkan tiketnya ke calon penonton yang masih antri.

"Maaf, saya mau nonton Hanum dan Rangga," kata pria yang ditawari tiket. Di depan pria itu berdiri perempuan berhijab memperhatikan gerak-gerik teman saya yang mendadak jadi 'calo'.

Tidak patah semangat, teman saya kembali mencoba. Kali ini ia sodorkan pada seorang perempuan yang datang bersama temannya. Sukses, tiket itu tidak ditolak, tapi perempuan itu juga tak membayar.

"Gua kasihin aja deh. Kapan-kapan nontonnya," katanya dengan nada penuh keikhlasan. Mukanya kecewa atas keteledoran membaca jadwal meeting.

Akhirnya saya nonton sorangan wae. Di dalam teater sampai bubar, hanya saya dan 10 orang lainnya. Ruangan bioskop terasa sangat lengang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun