Mohon tunggu...
Teguh H Nugroho
Teguh H Nugroho Mohon Tunggu... Procurement - GA

Aku mencoba merangkai setiap isi hatiku dalam kata, hanya untuk kamu — satu-satunya alasan mengapa aku masih percaya pada cinta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bali: Antara, Ombak, Luka, dan Sebuah Pembelajaran

2 September 2025   15:35 Diperbarui: 2 September 2025   16:24 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Pantai Kelan - Badung, Bali | Sumber Koleksi Pribadi

Setelah kepulanganku dari Kalimantan Selatan, aku langsung dipercaya menduduki posisi SPV Sales dan Marketing. Dunia ini bukan hal baru bagiku, sebab sejak awal aku sudah terbiasa dengan ritme keras dunia pemasaran.

Namun kali ini ada tantangan berbeda: aku harus memasarkan layanan Man Guarding dan aplikasi pelaporan patroli bernama KAPS. Awalnya terasa canggung, tetapi dengan semangat aku menjalaninya.

Hari-hari awal sebagai SPV terasa padat. Aku belajar mendalami detail teknis aplikasi KAPS, mencoba memahami cara kerja sistem yang sering kali dianggap rumit oleh pengguna baru.

Setiap presentasi ke calon klien membuatku semakin yakin bahwa dunia pemasaran bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang membangun kepercayaan. Lima bulan berlalu, dan aku mulai menemukan ritme baruku.

Di tengah kesibukan itu, desas-desus mulai beredar di kantor: sebuah proyek baru akan dibuka di Bali. Awalnya aku menanggapi kabar itu dengan santai. Aku berpikir, "Baru juga sampai Jakarta, nikmati dulu saja." Namun ternyata takdir punya jalannya sendiri.

Awal Mei 2023, seorang karyawan yang baru sebulan ditugaskan di Bali harus dipulangkan karena ketidakharmonisan tim. Tak lama kemudian, telepon dari Project Manager masuk. Dari nada bicaranya, aku tahu: mereka mencari pengganti, dan namaku muncul sebagai kandidat utama.

Aku pulang, berbicara dengan orang tua. Ibu bertanya lembut, "Berapa lama kamu di sana?" Aku hanya bisa menjawab samar, mungkin satu setengah tahun seperti tugasku di Kalsel.

Bapak menimpali dengan bijak, "Kalau itu jalan hidupmu, jalani. Ingat, di sana ada bude dan mas Bayu. Anggap itu rumah kedua." Kalimat sederhana, namun cukup menenangkan kegelisahan hatiku.

Libur lebaran yang seharusnya penuh santai justru kuhabiskan untuk menyiapkan presentasi kepada direktur. Aku mempelajari peraturan Gubernur Bali sebagai landasan proyek.

Dua minggu libur seakan lenyap, digantikan dengan malam-malam panjang di depan laptop. Presentasi itu akhirnya diterima, dan tanggal keberangkatan pun ditetapkan: 15 Mei 2023.

Hari itu aku menginjakkan kaki di Bali untuk pertama kalinya. Udara hangat bercampur angin laut menyambutku begitu keluar dari bandara. Ada rasa gugup sekaligus penasaran: inilah tanah para dewa, tempat di mana aku akan menorehkan kisah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun