Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sekitar 1.9 juta kilometer persegi dan memiliki lebih dari 17.000 pulau. Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan, yang terdiri atas sumberdaya alam dapat pulih (renewable resources), sumberdaya alam tidak dapat pulih (non-renewable resources), sumber energi kelautan, dan jasa-jasa lingkungan yang sangat besar. Sumberdaya kelautan dapat pulih diantaranya ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai jenis ikan. Sumberdaya kelautan tidak dapat pulih meliputi minyak bumi dan gas, mineral dan bahan tambang. Potensi sumber energi kelautan dapat berasal dari pasang surut, angin, gelombang, dan ocean thermal energy conversion (OTEC), sedangkan salah satu jasa lingkungan kelautan yang sangat prospektif mendukung perekonomian masyarakat adalah pengembangan pariwisata bahari dan jasa perhubungan laut.
Keanekaragaman hayati laut Indonesia juga sangat melimpah, termasuk 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas laut yang luar biasa. Salah satunya adalah terumbu karang yang memiliki wilayah dan biodiversitas tertinggi di dunia. Indonesia menyumbang kurang lebih 15 persen dari seluruh area terumbu karang secara global. Indonesia merupakan bagian penting dari kawasan Coral Triangle atau Segitiga Karang Dunia yang  memiliki  keanekaragaman  hayati  laut  tertinggi  di  dunia. Coral Triangle membentang seluas 6 juta kilometer persegi dan mencakup enam negara di kawasan  Indo-Pasifik.  Indonesia  sendiri  memiliki  terumbu  karang  seluas  sekitar  50.875  km², menyumbang  18%  dari  total  global  dan  menjadi  pusat  keragaman  karang  dunia.  Wilayah seperti Raja Ampat, Wakatobi, dan Bunaken mencerminkan pentingnya ekosistem ini secara ekologis dan ekonomis.  Terumbu karang adalah pelindung alami ekosistem pantai karena secara fisik meredam energi gelombang besar, badai, dan arus laut, sehingga melindungi garis pantai dari abrasi dan erosi. Struktur karang yang kompleks dan kokoh menyerap energi tersebut, menjadikannya benteng pertahanan pertama yang efektif untuk mencegah kerusakan pada hutan bakau, ekosistem pesisir, infrastruktur, dan permukiman di sepanjang pantai.
Namun, ekosistem terumbu karang Indonesia menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Fenomena seperti pemanasan global, coral bleaching, penggunaan bom dan racun ikan, serta pencemaran laut menyebabkan kerusakan besar. Â Hanya sebagian kecil dari terumbu karang yang berada dalam kondisi sangat baik. Â Data menunjukkan bahwa tiga perempat terumbu karang Indonesia berada dalam kondisi terancam. Â Aktivitas perikanan besar-besaran juga menekan populasi ikan dan merugikan nelayan kecil. Kerusakan terumbu karang di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penangkapan ikan menggunakan bom dan racun, polusi dari sampah dan limbah, serta aktivitas pembangunan pesisir dan buangan jangkar kapal yang merusak, ditambah dampak perubahan iklim global melalui peningkatan suhu air laut dan keasaman.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar terumbu karang di Indonesia dalam kondisi tidak baik, menjadikan upaya konservasi dan restorasi sebagai prioritas mendesak. Kerusakan terumbu karang di Indonesia juga menimbulkan dampak luas di bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial.  Dampak lingkungan meliputi hilangnya keanekaragaman hayati dan rusaknya habitat laut.  Secara ekonomi, hasil tangkapan ikan menurun, pendapatan masyarakat berkurang, serta  potensi  pariwisata  terganggu.  Secara sosial, kerusakan ini mempengaruhi kesejahteraan masyarakat pesisir dan berpotensi memicu konflik sosial akibat tekanan terhadap sumber daya alam yang kian terbatas.
Pemerintah telah mendirikan kawasan konservasi terumbu karang sebagai langkah konkret untuk melindungi ekosistem ini. Kawasan konservasi, seperti taman nasional laut atau cagar biosfer laut, bertujuan untuk membatasi aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang. Langkah ini melibatkan penetapan zona-zona tertentu di sekitar terumbu karang yang tidak boleh diganggu atau dieksploitasi secara berlebihan. Pemerintah berupaya untuk mengelola sumber daya perikanan dengan lebih bijaksana, seperti menetapkan batas tangkapan, melarang alat tangkap yang merusak terumbu karang, dan mendukung praktek perikanan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mendukung regenerasi terumbu karang. Polusi dari berbagai sumber dapat merusak terumbu karang. Pemerintah melakukan pemantauan kualitas air laut secara rutin untuk mengidentifikasi sumber polusi dan mengambil tindakan pencegahan. Langkah ini mencakup pengelolaan limbah industri, pengendalian erosi tanah, dan penegakan peraturan terkait penggunaan bahan kimia yang berpotensi merusak terumbu karang. Pemerintah juga aktif dalam kampanye edukasi dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya terumbu karang dan cara melibatkan masyarakat dalam upaya pelestariannya. Melalui program-program ini, masyarakat diajak untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan terumbu karang. Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi terumbu karang. Pemerintah terlibat dalam upaya adaptasi, seperti penelitian untuk mengembangkan spesies terumbu karang yang lebih tahan terhadap suhu tinggi atau tindakan mitigasi perubahan iklim secara global. Kolaborasi internasional juga ditingkatkan untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang secara lebih efektif.
Para ahli kelautan optimistis, terumbu karang yang sehat mampu mendongkrak kekuatan ekonomi nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat. Sebaliknya, jika terumbu karang sakit, rusak, atau bahkan mati, maka aset nilai ekonomi terumbu karang tak dapat dipetik manfaatnya. Berdasarkan hitungan United Nations Environment Programme, apabila seluruh ekosistem terumbu karang dikelola dengan baik, valuasi aset terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang Indonesia mencapai USD37 miliar atau setara dengan Rp540 triliun pada 2030. Karena itu berbagai ancaman perlu diantisipasi sejak dini, salah satunya melalui konservasi ekosistem terumbu karang agar tetap sehat sehingga nilai ekonomi. Salah satunya melalui sektor wisata bahari yang potensinya sangat besar.
Pelestarian sumber daya pesisir, dalam hal ini terumbu karang dapat menjadi salah satu contoh nyata bagaimana upaya menjaga lingkungan dapat sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan nasional. Â Salah satu dampak positif yang paling langsung adalah peningkatan hasil tangkapan ikan. Ketika ekosistem laut sehat, populasi ikan akan melimpah. Hal ini akan meningkatkan pendapatan nelayan dan memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat pesisir. Selain itu, kualitas ikan juga akan lebih baik, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selain sektor perikanan, perbaikan ekosistem laut juga dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata bahari. Terumbu karang yang sehat, pantai yang bersih, dan ekosistem mangrove yang lestari akan menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir, seperti pemandu wisata, penyedia akomodasi, dan pelaku usaha lainnya. Kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir akan meningkat secara signifikan jika ekosistem di sekitar mereka tetap terjaga dengan baik. Â Perbaikan ekosistem laut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat pesisir. Dengan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut, masyarakat akan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Mereka akan menghindari praktik penangkapan ikan yang merusak, mengurangi penggunaan plastik, dan menjaga kebersihan pantai. Partisipasi masyarakat ini akan mempercepat upaya pelestarian ekosistem laut dan meningkatkan keamanan pangan bagi generasi mendatang.
 (Teguh Agustiadi dan Rahab - Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman )
       Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI