Sekarang orang tua sedang naik daun. Itulah pandangan penyanyi Iwan Fals saat ini. Tentu bukan bermaksud merujuk dirinya yang tetap eksis meski usia dirinya sudah hampir menginjak kepala enam.
Rupanya maksud pria kelahiran Jakarta, 3 Sepetember 1961 ini, melihat fenomena di masyarakat yang sedang gemar menampilkan wajah tua melalui akun instagramnya dengan pertolongan aplikasi app face old, seperti Oldify-Old Aging Booth App, Old Face, Old Face Maker, Young to Old Face Maker App dan Make me Old.
''Anak -- anak yang masih muda sekarang lebih suka menampilkan wajah yang ditua-tuakan melalui aplikasi. Nah kalau saya yang sudah tua tidak perlu pakai aplikasi lagi. Tampilkan saja wajah aslinya,'' tutur Iwan Fals sambil terkekeh, usai tampil di acara Konser Musik Special, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, pada Sabtu (20/7) malam lalu. Â Â
''Yang muda saja ingin terlihat tua, berarti ini berkah buat yang tua. Tidak perlu dibuat tua,'' tambah Iwan lagi.
Bagi Iwan, kendati dirinya sudah layak dipanggil, 'kakek' tapi  para penggemarnya masih memanggilnya dengan sebutan 'abang' atau paling tua memanggil 'om'. Dan kondisi Iwan juga masih sangat prima.
''Alhamdulillah meski sudah tua masih laku. Penggemar juga rata-rata masih muda. Padahal lagu itu dibuat saat mereka belum pada lahir. Masih dipanggil Om,'' kata Iwan Fals. Â
Terbukti usai tampil menyanyi sebanyak 15 lagu sambil berdiri, berjoget dan berteriak selama hampir 1 jam lebih masih terlihat bugar. Padahal lagu-lagu yang dinyanyikan seperti di antaranya, 'Buku Ini Aku Pinjam', 'Tak Biru Lagi Lautku', 'Libur Kecil Kaum Kusam', 'Jakarta', 'Badut', 'Lagu Dua', Â 'Bunda Kami' dan 'Kesaksian', Â lagu yang memerlukan energi khusus untuk membawakannya. Bukan soal harus mencapai nada-nada tinggi. Tapi perlu penghayatan yang jelas lebih memerlukan energi lebih.
Lagu-lagu yang memerlukan energi khusus dalam menyanyikannya memang kebanyakan terdapat dalam album Swami dan Kantata Takwa. Akan tetapi ketika disinggung untuk konser Kantata lagi, Iwan tak ingin mengulang sukses Kantata maupun Swami.
''Kantata dan Swami tidak bisa diulang. Biarkan saja berlalu menjadi sejarah. Dan apalagi para personelnya sudah banyak yang meninggal. Mas Willy (WS Rendra) sudah tidak ada, Mas Jockie (Suryoprayogo) sudah meninggal, Mas Nanoe yang main bas juga sudah meninggal, Innisisri yang main perkusi dan dram juga sudah meninggal. Yang lain seperti Jabo (Sawung Jabo) Â pinggang sudah tidak kuat. Mas Djody juga sudah sepuh, tidak sekuat dulu lagi. Livernya masih suka sakit, Â begitu juga Naniel,'' papar Iwan.