Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baja Memerah di Ujung Tungku

16 September 2022   10:02 Diperbarui: 17 September 2022   06:18 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Pandai Besi menempa baja yang memerah. Photo: news.detik.com/foto-news/d-3695464/melihat-pandai-besi-yang-nyaris-punah-di-desa-cicalengka

Tempaan demi tempaan menghantam baja yang memerah selepas dilumat bara api diujung tungku sang pandai besi.

Tenaga dan rasa membaur, menyelaraskan bentuk hingga memperoleh segala rupa yang ingin dicipta.


Baja keras, meleleh bak agar-agar siap santap. Memerah menyerupai jengger sang ayam jantan. Baja siap dikreasi menjadi barang berguna bagi kebutuhan manusia.

Pandai besi, profesi yang semakin langka dalam pusaran arus jaman modern. Namun, disisi lain masih ada juga pihak yang setia menanti setiap hasil karya sang kreator itu.

Dalam wikipedia.org disebutkan bahwa pandai besi adalah orang yang pekerjaannya membuat alat-alat dari besi atau baja, seperti alat-alat bertani: cangkul, arit, bendho, bapang, kapak, pisau dll. maupun senjata-senjata.


Pada perkembangan jaman semenjak manusia mengenal logam besi atau baja, profesi pandai besi menjadi penanda bagaimana perubahan besar jaman itu terjadi.

Besi yang semula hanya seonggok logam biasa, berubah seiring bertambahnya nilai serta fungsi dari logam yang berhasil dikreasi.

Akademisi sekaligus Budayawan Sunda dari Universitas Padjajaran, Samson Jayawinata, dalam sebuah kesempatan diskusi mengenai golok, di Bandung beberapa waktu lalu, menyebutkan bahwa, manusia merubah besi sehingga memiliki nilai guna setidaknya dalam tiga jenis karya yaitu sebagai pakakas, pakarang dan pusaka.

Pakakas atau alat mampu membantu manusia menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam sebuah pekerjaan, misalnya untuk memotong, membabat, membelah dan lain sebagainya.

Sekelompok orang sedang membuat perkakas. Diperankan oleh model. (Dokpri)
Sekelompok orang sedang membuat perkakas. Diperankan oleh model. (Dokpri)

Sementara istilah pakarang itu berarti senjata. Banyak ragam hasil kreasi besi atau olahan baja berubah menjadi senjata dengan fungsi  yang bervariasi seperti untuk mempertahankan diri atau alat saat berada dalam situasi peperangan.

Senjata dari bahan baja atau besi dapat berupa pedang, tombak, golok, belati, keris dan lain sebagainya.

Nah, mengenai besi kemudian memiliki nilai lebih dari sekedar logam yaitu takala dia tercipta menjadi pusaka.

Banyak bentuk yang tercipta dalam rancangan pusaka. Bentuk-bentuk itu nampak sangat mengagumkan.

Sejak dulu keunikannya terus terpelihara dan terwariskan. Sebagian dari warisan pendahulu tersebut masih cukup mudah kita temui di tempat-tempat khusus penyimpanannya. Salah satunya jenis pusaka berbahan dasar besi, misalnya adalah kujang.

Dari tiga model kreasi besi atau baja tersebut (baca juga: empu dan juru tepa bagi pembuat pusaka keris atau kujang) menunjukan tempat perannya sang pandai besi dalam kehidupan masyarakat sejak dahulu hingga kini.

Sejalan dengan eksistensi yang dijalaninya tersebut, telah banyak pula apresiasi yang diberikan kepada hasil karya dan jerih payah para pandai besi di Nusantara ini baik itu oleh masyarakatnya sendiri bahkan penguasa-penguasa berpengaruh sesuai perkembangan jamannya.

Hari terus barganti, jaman terus berubah. Perangkat berbahan dasar baja dan besi itu terus dibutuhkan manusia. Namun, teknologi mutakhir sedikit demi sedikit telah menggeser peran sang pandai besi yang hanya bekerja secara manual.

Sejumlah alat produksi pandai besi tergantung di sebuah rumah produksi, di Lembang Bandung Barat Jawa Barat (Dokpri)
Sejumlah alat produksi pandai besi tergantung di sebuah rumah produksi, di Lembang Bandung Barat Jawa Barat (Dokpri)

Pandai besi tergeser fungsi keahliannya oleh mesin-mesin cetak piranti logam tersebut. Proses cetak perkakas atau pun senjata terlalu banyak didominasi mesin-mesin handal karena tuntutan produksi yang mengharuskan hasil secara masif.

Ada kalanya kita rindu menyaksikan  bagaimana daya cipta, karsa dan rasa seorang pandai besi bisa hadir kembali  sebagai fragmen kehidupan sosial yang menarik.

Profesi yang menuntut kesungguhan serta perpaduan potensi kemanusiaan yang luhur untuk sebuah karya cipta bernilai dan hakiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun