Rencana Kebijakan Keamanan Siber Tiongkok Masih Kurang Detail
Setelah pengumuman yang dilakukan oleh Kementrian Perindustrian dan Informasi Tiongkok mengenai rancangan kebijakan keamanan siber yang merinci rencana tiga tahun mereka dalam mengembangkan kemampuan Tiongkok dalam bidang tersebut masih belum memiliki detail yang jelas.
Walaupun di dalamnya menyatakan bahwa perubahan dalam keamanan 5G, komputasi cloud dan AI sangat penting untuk Tiongkok dalam mencapai tingkat perlindungan yang dibutuhkan untuk aset digitalnya, namun, detail mengenai bagaimana Tiongkok akan menerapkan perubahan ini dan dalam membangun tempat kerja di dunia maya masih kurang.
Menurut Austin, jalur yang paling jelas menuju peningkatan yang diproyeksikan akan dirinci pada kebijakan keamanan siber Tiongkok yaitu melalui peningkatan pelatihan keamanan siber dalam sistem pendidikan Tiongkok. Namun, terdapat indikasi bahwa hal ini telah dimasukkan dalam strategi.
Menurut pandangan Austin “Tiongkok harus melaksanakan reformasi yang besar di segala bidang, tetapi mereka masih belum siap untuk merinci dan mengarahkan untuk mendorong sistem pendidikan”.
Menurut Austin, pendekatan ini tidak biasa dalam ranah kebijakan pemerintah Tiongkok. “Hal itu mungkin disebut sebagai dokumen mobilisasi khas pemerintah Tiongkok. Tidak terdapat target, tidak ada detail yang lebih rinci, tidak ada komitmen tentang biaya dan pengeluaran, tetapi menginginkan segala hasil.
Saya berpikir ada pendapat yang terus meningkat mengenai kebijakan di berbagai bidang teknologi menjadi lebih lemah bukannya menjadi lebih kuat”. Apalagi, meskipun rancangan ini telah dirilis sebagian dalam merangsang investasi dan Austin masih menyatakan bahwa taktik ini masih belum ada bukti bahwa berhasil di masa lalu. Ia menjelaskan bahwa “Ini merupakan cerita yang cukup akrab bagi Tiongkok.
Hal ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa kekurangan, pemerintah Tiongkok mengumumkan strategi untuk mencoba merangsang investasi tetapi semua orang tidak terburu-buru untuk melakukan investasi”.
Jika diterapkan, rencana ini dapat memberi dorongan untuk industri keamanan siber di Tiongkok, yang lebih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Skala yang tidak terlalu besar mungkin saja menjadi faktor pendukung diluncurkannya kebijakan baru ini.
Austin berpendapat bahwa “Industri ini telah berkembang tetapi perusahaan yang dimiliki masih belum terlalu banyak, terutama perusahaan dalam bidang keamanan siber global.
Hal ini disebabkan oleh perusahaan keamanan siber di dunia Barat sudah mapan, memerangi virus dan segala macam hal yang mana sektor keamanan siber Tiongkok masih benar-benar baru dimulai”. Ekosistem keamanan yang berkembang masih kurang, hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya persentase penduduk Tiongkok yang mempunyai akses ke internet.