Mohon tunggu...
Tegar Yulianto
Tegar Yulianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Sriwijaya (UNSRI)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perkembangan Industri Keamanan Siber Tiongkok

2 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:36 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Pada bulan Desember 2015 Xi Jinping dalam pidatonya menawarkan garis besar strategi Tiongkok dalam dunia maya. Ia menekankan bahwa prinsip utama dalam dunia maya Tiongkok adalah pentingnya “ruang online yang aman, stabil dan makmur” yang seharusnya tidak menjadi “situs perebutan kekuasaan antar seluruh negara dan lebih penting lagi tidak boleh menjadi tempat bertumbuhnya tindakan kriminal dan ilegal di dunia maya. Ia juga memberi sorotan terhadap pentingnya kedaulatan di dunia maya, yang artinya:

  1. Menghormati hak dari setiap negara untuk memilih cara pengembangan internetnya sendiri dan kebijakan publiknya sendiri di internet.

  2. Memiliki partisipasi yang setara dalam tata kelola dunia maya internasional, sehingga mengharuskan negara-negara untuk menghindari hegemoni dunia maya dan tidak campur tangan dalam kegiatan internal negara lain, yang secara tidak langsung merujuk pada Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Prinsip-prinsip Xi diabadikan dalam strategi keamanan siber pertama Tiongkok yaitu National Cyberspace Security Strategy (NCSS) yang dikeluarkan pada Desember 2016 oleh Cyberspace Administration of China (CAC). NCSS menekankan pentingnya untuk mengamankan infrastruktur vital dan hak pemerintah Tiongkok untuk mengontrol dunia maya di wilayah Tiongkok. 

Strategi tersebut juga menunjukkan bahwa keadaan keamanan siber Tiongkok menjadi lebih keras dengan beberapa risiko dan tantangan serius:

  • Serangan siber mengancam keamanan ekonomi karena internet dan sistem informasi merupakan pusat dari segala infrastruktur utama dan kegiatan ekonomi.

  • Keamanan politik sedang terancam oleh dunia maya yang tidak memiliki filter sehingga memungkinkan negara-negara lain untuk ikut campur dalam urusan internal negara lainnya, menghasut kerusuhan sosial, menumbangkan rezim dan memungkinkan pemantauan pada dunia maya secara luas.

  • Keamanan budaya dirusak oleh akses yang tidak terbatas ke internet yang memungkinkan memuat informasi berbahaya, budaya dekaden, rumor dan takhayul yang mempengaruhi nilai-nilai inti sosialis.

  • Terorisme dan kejahatan siber mengancam stabilitas sosial karena internet digunakan oleh gerakan ekstrimis dan separatis untuk membuat rencana kegiatan terror dan digunakan oleh kelompok criminal menyebarkan virus dan Trojan Horses. (Cheung, 2018).

 

Rencana Kebijakan Keamanan Siber Baru Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun