Mohon tunggu...
Nogo Tegar Segara
Nogo Tegar Segara Mohon Tunggu... Bankir - menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Suami, Ayah penyuka kopi https://linktr.ee/tegarsegara

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jaklingko, Revolusi Angkot di Jakarta

21 Juni 2021   14:14 Diperbarui: 21 Juni 2021   14:14 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Jaklingko - sumber: jaklingkoindonesia.com

Jumlah pengguna kendaraan bermotor pada tahun 2019 di lansir dari statistik.jakarta.go.id  di Jakarta perhari sudah mencapai 11.839.921 kendaraan bermotor. Dengan pertumbuhan kendaraan bermotor dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sebesar 565.324. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan di Jakarta mengakibatkan macet menghiasi jalan-jalan di Jakarta setiap harinya.

Pemda Jakarta berupaya keras untuk setidaknya mengurangi kemacetan yaitu dengan cara memindahkan pengguna kendaraan bermotor pribadi agar mau menggunakan kendaraan umum. Salah satu upaya Pemda DKI adalah dengan meluncurkan program Jaklingko. Jaklingko merupakan pengembangan dari OK-Otrip. Kemudian diubah menjadi Jaklingko. Jaklingko adalah akronim dari Jak yang berarti Jakarta dan Lingko yang berarti jejaring atau integrasi yang diambil dari sistem persawahan tanah adat di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Lingko berbentuk seperti jaring laba - laba yang terintegrasi.

Jaklingko sesuai dengan namanya akan menghubungkan moda angkutan umum yang akan disatukan atau diintegrasikan ke dalam satu sistem. Jaklingko resmi diluncurkan pada 1 Oktober 2018.

Menurut saya, Jaklingko menghadirkan transformasi angkot di Jakarta. Bisa dikatakan Jaklingko adalah Revolusi angkot di Jakarta. Saya salah satu pengguna aktif yang menikmati Jaklingko ini. Pada umum nya Jaklingko menggunakan armada yang sama dengan angkot biasa. Namun ada beberapa perubahan yang terasa signifikan yang saya rasakan jika menggunakan Jaklingko. 

Berikut beberapa perubahan yang saya rasakan ketika naik Jaklingko.

1. Service supir Jaklingko yang "Wow Experience"


Perubahan yang sangat terasa adalah supir. Ketika pertama kali saya naik Jaklingko sungguh saya kaget disapa oleh Supir dengan sapaan "Selamat Pagi" dan ketika turun supir akan menyapa kembali dengan ucapan "Terima Kasih". Menurut saya ini merupakan perubahan kecil yang memberikan "Wow Experience".

Namun memang masih ditemukan supir yang tidak menyapa ketika kita naik dan turun. Menurut saya sebenarnya mungkin hanya kebiasaan supir yang dulu menjadi supir angkot biasa dan terbawa ketika menjadi supir Jaklingko.

Supir Jaklingko pun menggunakan seragam dan id pengenal. Id Pengenal ini di pasang di dashboard depan. Fotonya pun sama dengan supir yang bertugas. Sehingga ini membuat supir bertanggung jawab dalam tugasnya dan tidak menggunakan supir tembak.

Perubahan lain adalah supir Jaklingko tidak "mengetem" dan disiplin berhenti di titik pemberhentian yang seharusnya. Sehingga saya sebagai penumpang merasa perjalanan menggunakan Jaklingko semakin cepat.

Suasana dalam Jaklingko-dokpri
Suasana dalam Jaklingko-dokpri
2. Pembayaran menggunakan Kartu Prabayar

Ini dia yang menurut saya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Cashless Society. Pengguna angkot yang beragam mulai dari anak sekolah sampai dengan lansia akan dipaksa terbiasa menggunakan pembayaran dengan kartu prabayar. Saat saya naik Jaklingko saya menggunakan kartu prabayar E-Money dari Bank Mandiri. Namun menurut supir Jaklingko ada beberapa kartu prabayar yang bisa digunakan di Jaklingko seperti Kartu Prabayar DKI, BNI dan BCA.

Ada yang menarik menurut saya dengan pembayaran menggunakan kartu prabayar, maka penumpang yang duduk di paling depan di samping Supir akan antusias untuk membantu "men-tap" kartu prabayar penumpang lain.

3. Tarif Rp 0 dan rute yang terintegrasi

Tidak usah khawatir dengan "ongkos" ketika kita menggunakan Jaklingko. Jika di angkot biasa saya selalu menerka-nerka, kalau turun di lokasi A berapa ongkosnya, atau mungkin si supir tidak mengembalikan sisa "ongkos" yang kita bayar. Hal ini tidak akan terjadi di Jaklingko, saat saya naik Jaklingko ongkos yang dikenakan Rp. 0 dan ini masuk kedalam history kartu prabayar jika saya cetak history kartu prabayarnya.

Rute di Jaklingko pun sudah terintegrasi, misalkan saya ingin ke kelapa gading dari Rawamangun Pegambiran,  maka saya akan naik Jak-34 kemudian turun di titik pemberhentian arion dan naik kembali Jak-59 tujuan kelapa gading.

Armada Jaklingko - Dokpri
Armada Jaklingko - Dokpri
Bagaimana, sudah coba naik Jaklingko? atau berencana naik Jaklingko? Selamat mencoba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun