Mohon tunggu...
Tegar Rayhan
Tegar Rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPPP

PPPPP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Hate Speech kepada Mental Health Seseorang

28 September 2021   12:19 Diperbarui: 28 September 2021   12:24 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kehidupan sehari-hari hate speech atau kekerasan verbal sudah sangat sering dijumpai, apalagi pada era modern seperti sekarang, media sosial seperti menjadi ajang pelontaran hate speech, entah kepada public figur atau kepada teman-teman mereka, padahal efek yang ditimbulkan dari hate speech sangatlah buruk kepada penerima hate speech tersebut, misalnya dapat berpengaruh kepada kesehatan mental seperti overthinking.

Overthinking itu sendiri adalah sebuah pemikiran yang berlebihan, hal itu sendiri dapat disebabkan dari perkataan orang lain. Biasanya overthinking itu dimulai dari terlalu memikirkan perkataan orang lain dan dapat menyebabkan semua hal yang terjadi disekitarnya berubah menurut prefektif dia, karena bermula dari perkataan orang lain itu mengakibatkan gangguan pada kesehatan mentalnya.

Sedangkan pengertian hate speech sendiri adalah sebuah ucapan yang berisi ujaran kebencian, atau sebuah perkataan yang dapat memanipulasi orang lain untuk ikut membenci mereka. Pada dasarnya setiap orang berpotensi besar untuk menyakiti perasaan orang lain, namun ada orang yang tidak bisa mengendalikan ucapan ataupun ketikan mereka, hal tersebutlah yang menyebabkan banyak orang yang terlihat sehat secara jasmani namun tidak secara mental.

Banyak juga dikalangan masyarakat yang lebih banyak mementingkan perkataan orang lain daripada keinginannya sendiri, banyak lagi kerugian akibat overthinking dan salah satu contohnya adalah kita tidak bisa jadi diri sendiri, kita tidak bisa menjadi apa yang kita mau. Dan hal tersebut sangat sangat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

Bukan hanya pada seorang public figur, para atlit pun kerap mendapatkan hate speech, meskipun orang orang tersebut sudah sangat berprestasi namun entah apa yang dipikirkan para pelontar hate speech tersebut, namun kalau menurut saya pribadi manusia yang melontarkan hate speech sudah cacat secara mental, karena dia tidak bisa memikirkan perasaan orang lain dan juga tidak berkaca pada dirinya sendiri, mereka merasa paing benar dalam menghakimi orang lain tanpa tau kapasitas mereka.

Dan saya ambil contoh dari 2 jurnal penelitian tentang hubungan overthinking dengan hate speech yang mereka perbuat, dalam 2 jurnal tersebut menganalogikan seorang atlit yang terkena hate speech akan benar berperpengaruh pada penurunan performa mereka, Ada bukti yang konsisten dengan hubungan negatif antara refleksi sadar dan sebuah gerakan. Sebuah gagasan penting dalam riset keterampilan (Anderson, 1982; Fitts & Posner, 1967) adalah bahwa pengembangan keahlian melibatkan pergeseran dari representasi memori yang mudah diartikulasikan untuk pengetahuan prosedur yang sulit untuk dimasukkan ke sebuah kata. 

Salah satu konsekuensi dari perubahan ini adalah bahwa kinerja mungkin menderita ketika para pakar memperhatikan langkah-langkah dasar keterampilan mereka selama eksekusi (misalnya, Baumeister, 1984: Beilock & Carr.2001: Lewis & Linder, 1997). Secara umum, mengetahui caranya berolahraga, atau caranya melakukan suatu kegiatan tidak dianggap sebagai proses kognitif (terutama) kesadaran. 

Sebenarnya, penekanan tentang bagaimana melakukan hal - hal itu dengan baik mencakup tidak terlalu banyak berpikir --- gerakan dalam olahraga sebaliknya dianggap cairan dan 'alami' daripada diproses secara sadar. Untuk menjadi lebih baik, atau meningkatkan permainan seseorang, seorang atlet membutuhkan pelatihan --- bukan pertimbangan dan perhitungan yang lebih bijaksana. Sebenarnya, berpikir secara berlebihan dalam kegiatan atletik sering dianggap sebagai penyebab kelumpuhan melalui analisis, sebagaimana dijelaskan oleh Beilock (2011).

Dan seperti yang diketahui di dalam isi jurnal tersebut banyak efek negatif yang diakibatkan dari ketikan maupun cemoohan kalian pada seseorang, karena sekarang kalian sudah tau melalui artikel ini alangkah lebih baiknya jika kalian menghentikan semua tindakan tersebut, agar kalian menjadi sesosok orang yang lebih bisa menghargai hasil atau usaha orang lain tanpa mencemooh mereka.

DAFTAR RUJUKAN :

Flegal, K. E., & Anderson, M. C. (2008). Overthinking skilled motor performance:. BRIEF REPORTS, 1-3.

Talbert, B. (2017). Overthinking and Other Minds: The Analysis. Social Epistemology, 1-7.

Nama : Tegar Rayhan Ramadhan

NIM : 202110230311294

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun