Selain itu, metode ini juga memungkinkan pekerja untuk mengontrol hasil pemecahan dengan lebih baik, mengurangi risiko batu pecah secara tidak beraturan.
3. Linggis
Linggis adalah alat serbaguna yang sering digunakan dalam proses pemecahan batu, terutama untuk mencongkel dan memisahkan batu yang telah memiliki retakan alami.Â
Dengan ujung yang tajam dan runcing, linggis memungkinkan pekerja membelah batu tanpa harus mengeluarkan terlalu banyak tenaga.Â
Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat, memindahkan, atau menggulingkan batu yang berukuran terlalu besar untuk langsung dipecahkan dengan palu godam.Â
Karena bentuknya yang panjang dan kokoh, linggis memberikan daya ungkit yang besar, sehingga lebih efisien dalam pekerjaan berat di lapangan.
4. Alat Pemecah Batu Tradisional (Dakon)
Dakon adalah alat pemecah batu tradisional yang masih banyak digunakan di pedesaan atau area tambang rakyat. Alat ini biasanya terbuat dari kayu atau besi dan bekerja dengan sistem tuas yang memberikan tekanan besar pada batu hingga pecah.Â
Dibandingkan dengan palu godam, penggunaan dakon lebih menghemat tenaga karena memanfaatkan prinsip mekanika sederhana yang meningkatkan daya tekan dengan usaha yang lebih kecil.Â
Selain itu, dakon juga lebih aman digunakan karena mengurangi risiko pecahan batu beterbangan akibat pukulan langsung.
5. Batu Landasan
Meskipun bukan alat utama untuk memecah batu, batu landasan memiliki peran penting dalam proses pemecahan manual.Â
Batu landasan berfungsi sebagai tumpuan agar batu yang dihancurkan tetap stabil saat dipukul, sehingga meningkatkan efisiensi dan keamanan kerja.Â
Biasanya, batu yang keras, berat, dan memiliki permukaan datar dipilih sebagai landasan agar proses pemecahan lebih efektif.Â