Mohon tunggu...
Tegar Putratama Fahriza
Tegar Putratama Fahriza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa "ngang-ngong"

Seorang yang ingin bereksistensi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Sabar adalah Langkah Menuju Ketenangan, Kedamaian dan Kebahagiaan

8 Juni 2022   06:42 Diperbarui: 27 April 2023   21:15 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Pernahkah Anda kesal dengan hal-hal kecil disekitar Anda? Misalnya saat Anda bertemu dengan orang yang menjengkelkan, lalu Anda marah karenanya. Apa yang terjadi?

Dengan Anda marah maka Anda akan semakin jauh dengan ketenangan dan kedamaian yang selalu didambakan setiap orang. Maka apa yang harus dilakukan? 

Sabar! Ya betul sabar.

Berikut ini adalah beberapa contoh praktik kesabaran dalam kehidupan.

1. Bersabar untuk mengemukakan pendapat

Seringkali dalam sebuah diskusi kita ingin mengemukakan sebuah pendapat tanpa bersabar menunggu orang lain menyelesaikan penyampaian pendapatnya. Hal tersebut adalah perilaku yang tidak etis dan tentu saja membuat orang lain merasa tidak dihargai dan akan menghilangkan rasa hormatnya kepada kita. Lebih parahnya akan membuat hubungan personal kita dengan orang lain menjadi buruk, akan menjadi masalah apabila kita berada dalam satu lingkungan kerja yang sama dengan orang tersebut. 

Sepatutnya yang dilakukan adalah dengan alasan apapun jangan memotong pendapat orang lain, setidak masuk akal apapun, sesalah apapun, sekonyol apapun pendapat tersebut. Bersabarlah sampai orang lain menghabiskan pendapatnya, baru setelahnya kita bisa mengemukakan pendapat kita. Dengan begitu orang lain akan lebih respect dan lebih menghargai kita dan yang lebih penting akan membuat lingkungan kerja menjadi lebih nyaman.

2. Bersabar menghadapi anak kecil

Saat pekerjaan menumpuk, kita akan menjadi lebih sensitif dengan segala gangguan yang menyerang dikala kita sedang mengerjakan pekerjaan tersebut. Tak terkecuali gangguan yang disebabkan oleh anak kecil, bisa keponakan, adik atau anak kita. Kita akan cenderung marah ketika hal itu terjadi kepada kita. Karena dengan tidak sabar kita berpikir bahwa gangguan dari anak kecil tersebut akan menghambat pekerjaan kita. 

Padahal kita bisa berpikir menggunakan prespektif yang lebih positif bahwa anak kecil itu hanya ingin mengajak kita bermain, anak kecil itu menyayangi kita sehingga dia menghampiri kita saat kita sedang bekerja, anak kecil itu hanya ingin menghibur kita.

Bersabarlah dan tundalah waktu kerjamu sebentar untuk menemaninya. Jika kita memarahinya justru akan berpengaruh buruk bagi mental anak kecil tersebut.

3. Bersabar dalam ketidakpastian hidup

Pasti ada masa didalam hidup kita, kita merasa gagal atau tidak bahagia dengan segala kehidupan yang telah kita jalani. Biasanya itu terjadi karena yang terjadi jauh dengan rencana yang kita ekspektasikan. Bersabar akan hasil yang belum bisa kita nikmati dirasa cocok untuk diterapkan disini. 

Bersabar disini adalah menerima segala realitas yang ada dan berdamai dengannya. Seburuk apapun, setidak layak apapun realitas tersebut. Hasil merupakan faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan, berfokuslah saja pada upaya yang bisa kita kendalikan.

Bersabar membuat kita lebih damai dan tenang. Bersabar juga membuat kita lebih bisa menerima realitas dengan apa adanya meski pahit sekalipun. Fokuslah pada proses yang merupakan faktor internal (bisa kita kendalikan), kemsampingkanlah hasil yang merupakan faktor eksternal (tidak bisa dikendalikan). Dengan begitu kita akan lebih siap menghadapi kehidupan, mengurangi kecemasan dan membuat hidup menjadi tenang, damai dan bahagia.

Referensi:

Carlson, Richard. 2019. Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar. Gramedia Pustaka Utama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun