Emas sering disebut sebagai "aset aman" atau safe haven, sebuah instrumen investasi yang kilaunya tak pernah pudar dari generasi ke generasi. Bagi para pemula, membeli emas terasa seperti langkah pertama yang paling aman di dunia investasi. Namun, di balik kesederhanaannya, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dan bisa membuat keuntungan tidak maksimal, bahkan merugi.
Jika Anda baru memulai, mengenali dan membenahi kesalahan-kesalahan ini adalah kunci untuk menjadikan emas sebagai pelindung nilai aset Anda yang sesungguhnya. Mari kita bedah satu per satu.
1. Menganggap Emas untuk Keuntungan Cepat (Jangka Pendek)
Kesalahan:Â Banyak pemula membeli emas hari ini dan berharap harganya akan meroket dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. Mereka terus-menerus memantau harga harian dan panik ketika harga sedikit turun.
Kenyataannya:Â Emas bukanlah saham spekulatif. Fungsi utamanya adalah sebagai pelindung nilai (store of value) dan aset untuk jangka panjang. Kenaikan harganya cenderung lambat tapi stabil, dirancang untuk melawan inflasi (penurunan nilai uang) dalam kurun waktu 5, 10, hingga puluhan tahun.
Solusinya:Â Ubah pola pikir Anda. Lihat emas sebagai tabungan jangka panjang atau dana darurat yang nilainya cenderung tidak tergerus oleh waktu, bukan sebagai alat untuk cepat kaya.
2. Mengabaikan Spread (Selisih Harga Jual dan Beli)
Kesalahan:Â Pemula hanya fokus pada harga beli. Mereka tidak sadar bahwa ada selisih antara harga saat kita membeli emas dan harga saat kita menjualnya kembali (dikenal sebagai spread atau buyback).
Kenyataannya:Â Spread ini adalah sumber keuntungan bagi penjual dan merupakan "biaya" yang harus kita perhitungkan. Jika spread-nya terlalu tinggi, Anda butuh kenaikan harga yang sangat signifikan hanya untuk balik modal.
Solusinya:Â Sebelum membeli, selalu cek harga beli dan harga buyback di tempat tersebut. Bandingkan beberapa penjual terpercaya. Semakin kecil selisihnya, semakin baik bagi Anda sebagai investor.