Mohon tunggu...
Tedi Ahmad
Tedi Ahmad Mohon Tunggu... Universitas Tanjungpura

Mahasiswa program studi ekonomi pembangunan fakultas ekonomi dan bisnis universitas tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Perjalanan Liburan ke Kota Bintulu Sarawak

14 Maret 2025   14:43 Diperbarui: 14 Maret 2025   15:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdul seorang siswa kelas 12 di SMA Negeri 1 Sanggau yang kini berusia 17 tahun,

memanfaatkan liburan semester kali ini untuk melakukan kunjungan ke Sarawak. 

Menurut informasi yang diberikan ini adalah perjalanan pertama liburannya ke Sarawak.

Pada hari kamis, tanggal 26 Desember tahun 2024, sekitar pukul 07:00 Waktu

Indonesia Barat (WIB), Abdul bersama keluarganya memulai perjalanan menuju Sarawak

Malaysia tepatnya didaerah Bintulu. Keberangkatan dimulai dari titik kediamannya di

Kecamatan Meliau Kabuptaen Sanggau, Abdul pergi bersama kedua orang tuanya

menggunakan kendaraan mobil pribadi.

Di tengah perjalanan, Abdul bersama keluarganya singgah disalah satu rumah makan

yang berada di daerah Bodok untuk beristirahat sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan.

Abdul mengeluarkan biaya sekitar Rp100.000 untuk makan ditempat tersebut, serta Rp700.000

untuk mengisi bensin di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di

Bodok.

Kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanannya dari Bodok menuju ke Simpang

Tanjung yaitu jalan arah menuju ke perbatasan yang dimana melewati daerah Kembayan, Balai

Karangan, hingga sampailah ke perbatasan Entikong yang ditempuh selama kurang lebih 3 jam

30 menit.

Sesampainya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia (Entikong) -- Malaysia

(Tebedu) Abdul bersama keluarganya melakukan pemeriksaan dokumen, termasuk cap paspor

dan penukaran uang ringgit. Selain itu, mereka juga menjalani pemeriksaan barang dan

kendaraan oleh petugas setempat. Suasana di perbatasan sangat ramai, dengan antrean panjang

di bagian PLBN Indonesia. Banyak wisatawan, termasuk Abdul dan keluarganya, menunggu

giliran untuk mendapatkan cap paspor sebagai syarat memasuki kawasan Malaysia. Kepadatan

ini terjadi karena meningkatnya arus perjalanan liburan akhir tahun, terutama bagi masyarakat

Kalimantan Barat yang ingin berkunjung ke Sarawak. Setelah menyelesaikan pemeriksaan

dokumen di PLBN Indonesia, mereka melanjutkan proses serupa di bagian PLBN Malaysia.

Secara keseluruhan, proses di PLBN ini memakan waktu sekitar dua jam sebelum mereka dapat

melanjutkan perjalanan.

Setelah menyelesaikan semua urusan di perbatasan, Abdul dan keluarganya

melanjutkan perjalanan dari Tebedu Malaysia, menuju Serian, salah satu daerah di Sarawak.

Perjalanan menuju Serian berlangsung cukup mudah karena akses jalan dari perbatasan yang

luas dan dalam kondisi baik, sehingga hanya memakan waktu sekitar satu jam lebih.

Sesampainya di Serian, mereka memutuskan untuk bermalam di salah satu hotel yaitu Family

Inn Serian, sebelum melanjutkan perjalanan besok hari. Biaya sewa kamar hotel tersebut

sebesar RM100 atau sekitar Rp350.000 per kamar. Fasilitas yang tersedia di kamar hotel

meliputi pendingin udara (AC), televisi dan toilet.

Pada malam hari, mereka keluar untuk mencari makanan di restoran-restoran terdekat

yang ada di Serian. Abdul dan keluarganya menemukan salah satu restoran bernama Rosselo

yang menawarkan beragam pilihan makanan dan minuman seperti sup, makanan western

(Burger, Pizza), jus dan lain sebagainya. Mereka menikmati hidangan di restoran tersebut dan

menghabiskan biaya sekitar RM85 atau setara dengan Rp306.000.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan dari Serian menuju Bintulu. Dalam

perjalanan, mereka singgah di sebuah rumah makan di daerah Sri Aman. Mereka menikmati

hidangan seperti nasi ayam dan juga jus. Biaya yang dikeluarkan untuk makan ditempat

tersebut sekitar RM40 atau setara dengan Rp144.000. Kemudian kembali melanjutkan

perjalanan menuju Bintulu. Saat melewati kawasan Sarikei,, mereka berhenti di sebuah SPBU

bernama Petronas Diesel untuk mengisi bensin mobil dengan biaya sekitar RM200 atau sekitar

Rp700.000.

Setelah mengisi bahan bakar, perjalanan dilanjutkan melalui jalan bebas hambatan yang

dikenal sebagai Pan Borneo Higway. Jalan ini menghubungkan berbagai daerah di Sarawak

seperti Betong, Sarikei, Sibu, Selangau, Tatau, Bintulu, dan Miri. Dengan kecepatan rata-rata

60-80 km/jam. Perjalanan mereka memakan waktu sekitar 8-9 jam sebelum akhirnya tiba di

Bintulu.

Setibanya di Bintulu, mereka menginap di salah satu rumah keluarga yang terletak di

kawasan Kampung Baru selama kurang lebih satu minggu. 

Selama disana, mereka berkesempatan mengunjungi salah satu destinasi wisata populer, yaitu Pantai Tanjung Batu.

Pantai ini menjadi tempat rekreasi favorit di Bintulu karena keindahan alamnya dan suasananya

yang nyaman. Disekitar Pantai, terdapat banyak warung dan rumah makan yang menawarkan berbagai

pilihan makanan dan minuman seperti mie, sate, ayam bakar, cendol, serta kelapa segar. Harga

makanan dan minuman ditempat ini cukup terjangkau, mulai dari RM1 hingga RM8. Biaya

yang dikeluarkan mereka untuk menikmati hidangan di warung sekitar pantai sebesar RM50

atau setara dengan Rp175.000. Selain itu, disediakan berbagai fasilitas seperti area parkir

kendaraan yang luas dan area khusus untuk menerbangkan layang-layang secara gratis, kecuali

jika ingin membeli layangan di lokasi. Tak hanya itu, terdapat banyak tempat menarik yang

dapat dijadikan sebagai objek fotografi, terutama untuk mengabadikan keindahan matahari

terbenam secara langsung. Pantai ini juga dikelilingi oleh berbagai tempat rekreasi, seperti

Taman Tumbina dan Lapangan Golf Bintulu, serta area khusus Piknik. Menariknya, didepan

pantai terdapat pulau-pulau kecil yang dapat dikunjungi saat air surut.

Abdul dan keluarga juga mengunjungi tempat rekreasi lainnya, yaitu Taman Tumbina,

perpaduan antara kebun binatang dan taman tumbuhan yang dirawat dengan baik. Di dalamnya

terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang dilindungi. Berdasarkan informasi dari peta taman,

Taman Tumbina Bintulu buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.30 waktu setempat.

Untuk masuk, pengunjung dewasa dikenakan tarif sebesar RM2 atau sekitar Rp7.000,

sedangkan anak-anak dikenakan biaya RM0,50 atau sekitar Rp1.750. Pada saat berada di

gerbang utama, pengunjung dapat meminta peta taman sebagai panduan selama berkeliling. Di

dalam taman ini, terdapat beragam jenis binatang yang dilindungi, termasuk Burung Rangkong,

Flamingo, dan Buaya, serta banyak spesies lainnya. Salah satu daya tarik unik dari taman ini

adalah keberadaan sebuah rumah Kupu-Kupu yang memungkinkan pengunjung menyaksikan

langsung berbagai jenis Kupu-Kupu berwarna-warni yang beterbangan bebas di habitat

alaminya. Selain itu, taman ini juga memiliki koleksi Anggrek yang menjadi salah satu daya

tarik utama bagi pengunjung. Berbagai jenis tanaman Anggrek yang indah tersimpan rapi

dalam sebuah area khusus bernama Orchid Garden.

Selain Taman Tumbina, terdapat juga area bernama Jungle Trekking di Bukit Tumbina.

Tempat ini difungsikan sebagai jalur untuk menjelajahi hutan-hutan di sekitar kawasan bukit

tersebut dan menyediakan fasilitas penyewaan peralatan pendakian. Selama perjalanan,

pengunjung dapat mengeksplorasi berbagai jenis tanaman liar, mengamati pohon-pohon besar

di sekitarnya, serta menelusuri beberapa aliran sungai kecil yang masih aman untuk dilalui.

Perjalanan menuju puncak Bukit Tumbina dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km.

Setibanya di puncak, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang menakjubkan, termasuk

hamparan Pantai Tanjung Batu yang indah serta panorama kota Bintulu yang terlihat jelas dari

ketinggian.

Hari keempat berada di Bintulu, mereka juga mengunjungi salah satu mal yang ada di

Bintulu, yaitu Spring Mall. Di sana, mereka berbelanja di sebuah supermarket untuk membeli

berbagai kebutuhan keluarga, mulai dari susu, beras, snack, air kaleng, kue kering, makanan

kucing, tisu, telur, minyak sayur, daging, hingga perabotan rumah tangga. Selain itu, mereka

juga membeli beragam jenis makanan dan minuman khas Sarawak, seperti kerupuk ikan, udang

kering sambal, sotong kering, kue kering, air kaleng kelapa, minuman isotonic F&N, serta mie

instan seperti Maggi dan Milo. Tak lupa, mereka juga membeli kue lapis Sarawak sebagai oleh-

oleh untuk dibawa pulang ke Indonesia. Total biaya yang mereka keluarkan untuk belanja di

supermarket ini sekitar RM759 atau setara dengan Rp2.656.500.

Setelah itu, mereka mengunjungi sebuah toko pakaian di dalam mall untuk membeli

beberapa pakaian. Mereka membeli dua helai baju dengan harga masing-masing RM55 atau

setara dengan Rp385.000, serta satu celana panjang seharga RM95 atau setara dengan

Rp332.500. Kemudian, Abdul dan keluarganya menyempatkan diri untuk menikmati makan

malam di sebuah restoran yang ada di mal, yaitu Steamboat (daging yang dimasak dalam kuah

kaldu panas). Biaya yang mereka keluarkan untuk makan di restoran tersebut kurang lebih

sekitar RM210 atau sekitar Rp735.000.

Keesokan harinya di Bintulu, mereka juga mengunjungi salah satu rumah saudara yang

berada di Batu 10. Setelah itu, mereka melanjutkan aktivitas dengan melakukan jogging pagi

bersama keluarga sambil menikmati suasana kota Bintulu. Sambil berolahraga, mereka juga

mampir ke salah satu pameran dalam acara Food Festival Bintulu yang diadakan di Lasar

Kenyalang Bintulu. Di sana, tersedia beragam jenis makanan dan minuman yang dijual, seperti

laksa Sarawak, kolo mie, umai, kue lapis Sarawak, teh tarik, jus buah segar, serta berbagai

minuman dan makanan khas Sarawak lainnya. Abdul dan kedua orang tuanya tertarik untuk

mencoba kolo mie, salah satu hidangan khas Sarawak. Harga satu porsi kolo mie sendiri adalah

RM6 atau setara dengan Rp21.000. Secara keseluruhan, total biaya yang mereka keluarkan

untuk makanan dan minuman yang mereka beli di tempat tersebut mencapai RM35 atau setara

dengan Rp122.500.

Pada malam pergantian tahun, mereka memutuskan untuk ikut serta memeriahkan salah

satu acara yang diadakan di Lapangan Lasar Kenyalang. Di sana, terdapat berbagai acara yang

mencakup hiburan, pertunjukan budaya khas Sarawak, serta penampilan dari artis lokal yang

memeriahkan suasana. Selain itu, banyak acara yang menampilkan festival budaya etnik

Sarawak, seperti tarian tradisional Dayak Iban, Melayu, dan Melanau. Tak hanya itu, berbagai

gerai juga menyediakan aneka makanan, minuman, serta pakaian yang menjadi daya tarik bagi

para pengunjung. Namun, tujuan utama mereka adalah menyaksikan pertunjukan kembang api

yang menjadi puncak perayaan malam pergantian tahun. Suasana di Landscape Sarawak terasa

semakin meriah dengan ramainya pengunjung yang datang untuk menikmati berbagai hiburan

serta pertunjukan seni yang diselenggarakan.

Tata kota di Bintulu dapat dikatakan sangat bersih dan rapi. Lalu lintas di kota ini juga

terbilang tertib, terutama bagi pengendara roda dua dan roda empat yang umumnya mematuhi

peraturan. Meskipun demikian, kemacetan masih sering terjadi di beberapa titik, meski tidak

sampai menimbulkan kepadatan yang berlebihan."

Setelah menghabiskan beberapa hari menjelajahi keindahan Bintulu, besoknya mereka

akan kembali ke tanah air. Meskipun liburan telah berakhir, perjalanan menyusuri kota Bintulu

menjadi pengalaman berharga bagi Abdul. Ia dapat menyimpan banyak kenangan dari setiap

sudut kota, mulai dari mempelajari tempat-tempat rekreasi, tata kota yang tertata dengan baik,

hingga mengenal keanekaragaman etnik dan budaya yang ada di Sarawak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun