Mohon tunggu...
Hendra Barakat
Hendra Barakat Mohon Tunggu... -

TINGGAL 14 TAHUN DI BRUNEI , BERDIKARI DI BIDANG KULINER, DAN SEKARANG LAGI KHUSU' BELAJAR JADI BAPAK

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rindu Kampung

3 April 2010   02:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:01 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hidup merantau dinegeri orang yang sudah puluhan tahun kadang menimbulkan satu kerinduan tersendiri ke kampung halaman, sebenarnya tidak ada yang istimewa di kampung saya selain perkebunan teh yang menghampar di mulai dari perkebunan Cigaru - Surangga. Atau sawah yang membentang dari Surade sampai Cigenol dan Hutan belantara yang membelah kecamatan jampang Kulon dan Pelabuhan ratu dengan suasan yang sejuk penuh ketenangan. Itu adalah bagian dari masa lalu saya yang menemani dalam menghabiskan hari hari di kampung halaman. kadang saya ingat untuk sekolah Ke SMA Jampang Kulon tahun 1990 harus menumpang truck yang lewat karena Bis pada waktu itu belum begitu banyak , dalam perjalanan ke sekolah duduk diatas truk sambil melihat ke Indahan hutan, sawah...betul betul rindu sekali saat saat itu... Sekarang tinggal di Negara Brunai yang sedang giat membangun, tinggal di kota yang semuanya harus cepat seakan akan berkejaran dengan waktu dalam menghabiskan hari hari . Waktu 24 jam seakan kalau boleh mau tambah menjadi 36 jam sehari karena sibuk yang terus memhimpit kehidupan. Sekali kali kalau libur pun hanya nonton menghabiskan waktu di Coffe zone atau makan makan di restauran yang kadang bosan selalu datang juga. Hingga suatu hari ketika saya mengunjungi teman yang ada di pedalaman Brunai baru saya sadari bahwa Brunai pun masih punya alam seperti di kampung saya yang enak untuk di kunjungi dan yang lebih saya heran rupanya tempat destinasinya tidak jauh hanya beberapa kilometer saja. Mungkin karena kesibukan kerja dan stress yang selalu menemani saya sehingga menutup mata bahwa Brunai pun sama saja dengan di kampung saya, yang tidak ada cuma perkebunan teh saja. Sawah yang membentang (poto pertama) menadi teman saya dengan istri tercinta kalau rindu kampung melanda. Biasanya sore hari setelah sholat Ashar saya berjalan jalan menghirup udara bersih di pinggir hutan dan persawahan hingga menjelang Maghrib tiba . Dan jalan tak beraspal ini ( poto atas) menuju ke perumahan orang orang Dayak Iban yang masih menjada adat resam nenek moyang mereka. Mereka masih tetap menikmati hasil hutan yang hanya sekedar menyambung hidup mereka. Akhirnya Magrib pun tiba suara adzan mulai menggema menembus di pinggiran hutan dan waktunya saya pulang ke rumah untuk melanjutkan aktifitas esok harinya dengan pikiran yang jernih karena rasa rindu setidaknya sudah mulai terobati... I miss You...My Kampung.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun