Mohon tunggu...
Teddy Triyadi Nugroho
Teddy Triyadi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - LP3ES/ Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Cogito Aliquid// Menulislah Dengan Rendah Hati Tausosiologi.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Cinta, To have atau To be?

8 Maret 2020   18:34 Diperbarui: 9 Maret 2020   15:57 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon katanya jika kau sudah mengenal cinta bersiap-siaplah untuk merasakan kesedihan, kesakitan, ketakutan atau mungkin kebencian -- Anonim

Bersiaplah - siaplah, itulah kata yang coba di ingatkan kepada semua orang untuk tetap siap menerima segala hal yang terjadi  mengenai cinta. Tak ada bahasa sastra disini, tak ada romantisme disini .  Disini hanya ada bahasa orang awam yang tak tahu bagaimana bercerita layaknya seorang penyair atau layaknya seorang penulis , disini semua orang bebas mendapatakan apapun yang ia mau, bahkan semua orang memiliki kebebasan untuk mengkritik apapun dari hasil akhir pemikiran yang ia terima disini.

Kebebasan adalah kunci dari seseorang untuk berkembang menjadi apapun yang ia mau. Tak perlu waktu lama untuk memahami semuanya, karena cinta mungkin sudah mulai bosan untuk dibahas. Jika biasanya tema cinta ditulis dengan bahasa romantisme atau sastra yang melulu tentang hujan dan rindu.

Kini kita tak perlu lagi mengingatkannya tentang  itu. Dunia sudah terlalu bosan dengan bahasan yang melulu tentang rindu, senja, hujan atau apalah itu, kini dunia ingin melihat emansipasi dari sebuah kata tentang cinta.

Emansipasi dari cinta, cinta yang membebaskan, cinta yang menjadikan, cinta yang menumbuhkan. Begitulah yang ingin disampaikan dunia untuk menyadarkan kepada manusia yang sudah larut dalam hiruk pikuk keduniaan yang fana dan tak lebih dari sekedar kata-an.

Semua orang menginginkan pembebasan hidup dalam dirinya, pembebasan hidup dari kemiskinan, kelaparan, bahkan kebodohan tentang cinta. Namun saat ini  cinta telah mengalami pembelokan makna. Setelah cinta hadir di Dunia modern ini, dunia yang penuh dengan janji-janji, tanda-tanda, bahkan pengharapan pengharapan yang di sebarluaskan oleh media. Dunia telah memiliki kuasa tunggal yang mengendalikan kita semua--yaitu media, seluruh kuasa dan kesadaran termasuk bagian fundamental dari diri manusia,yaitu tubuh manusia kini telah dikendalikan oleh media.

Cinta dan media sudah menjadi pasangan serasi, yang sudah saatnya harus dikaji.  Media sudah menjadi kekuatan dari cinta untuk bertindak, membuat manusia terkungkung oleh imajinasi dari kekuatan reproduksi makna pada media. Media telah menciptakan reproduksi tanda-tanda (nilai simbolis).

Seperti yang dikatakan oleh Jean Baudrilliard, Produk yang ada dipasaran bukan datang dari kebutuhan manusia, melainkan rekayasa hasrat dan pikirian tentang adanya kebutuhan palsu (false need).

Sama seperti produk, esensi cinta pun telah dibelokkan menjadi kebutuhan tanda-tanda. Kini yang menjadi subjek utama dari semuanya adalah tubuh. Melalui media tubuh manusia tidak lebih dari citra yang terus dikonstruksi hingga nalar manusia merusak esensi dari cinta.

Cinta telah menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan hasrat (desire) manusia yang orientasinya mengejar kepuasaan, kenikmatan, sensasional dan superioritas. Secara teoritis tubuh dan cinta sebenarnya adalah hal yang melekat pada manusia, manusia memiliki tubuh yang didalamnya terdapat jiwa dan mental yang keduanya terbentuk karena konteks sejarah, sosial, dan budaya. Filsuf Empedocles, mengatakan bahwa tubuh manusia terdiri dari empat unsur alam yaitu, air, udara, api dan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun