Mohon tunggu...
Tazqia Intisavira
Tazqia Intisavira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Fisika UPI 2018

Calon Pendidik Pelosok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lebih dari 1 Tahun Pandemi, Sudahkah Orangtua dan Anak Terbiasa dengan Pembelajaran Daring?

31 Juli 2021   02:26 Diperbarui: 31 Juli 2021   13:43 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bimbingan orangtua pada pembelajaran daring. Sumber : freepik.com

Sudah berjalan satu tahun lebih semenjak pertama kali nya Coronavirus Disease-19 memasuki Indonesia. Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa sistem untuk mencegah dampak dari COVID-19 yaitu salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar dan yang terbaru kini adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Bentuknya dalam bidang pendidikan adalah adanya pembatasan pada sistem pembelajaran pada pendidikan formal atau sekolah.

Semenjak pertengahan Maret 2020, kegiatan belajar mengajar di sekolah Indonesia dilakukan melalui pembelajaran daring/jarak jauh. Hal ini tentu langkah terbaik yang dapat dilakukan demi mengurangi adanya dampak dari penyebaran COVID-19. 

Kurangnya persiapan dan perencanaan yang matang dalampelaksanaan pembelajaran daring, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia pada jenjang sekolah dasar hingga menengah mengalami penurunan. Kebijakan ini memaksa tenaga pendidik maupun peserta didik bahkan orang tua peserta didik untuk beradaptasi pada perubahan.

Penulis melakukan miniriset yang ditujukan pada peserta didik dan orang tua untuk mengetahui pandangan peserta didik dan orang tua terhadap pembelajaran daring. Pada pertanyaan mengenai kendala dalam pembelajaran dari rumah, jawaban yang paling banyak diterima adalah kendala dari sinyal dan perangkat. Selain itu, hal yang menarik muncul pada peringkat kedua kendala yang paling sering dirasakan oleh peserta didik yaitu lingkungan belajar yang tidak kondusif. 

Hal ini kemudian di jelaskan bahwa, banyak peserta didik yang merasakan keadaan rumah yang ramai, tidak ada orang yang dapat ditanyakan mengenai pelajaran, dan kegiatan sehari hari yang mengganggu kegiatan belajar menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Faktor faktor inilah yang rupanya menjadi penyebab adanya rasa malas yang muncul dari peserta didik.

Pada miniriset yang ditujukan pada orang tua peserta didik, kami mendapatkan bahwa 57,2% orang tua peserta didik mendampingi anaknya selama belajar daring. Dari orang tua yang mengisi miniriset, rupanya masih ada kesulitan dari orang tua dalam peran nya untuk mendampingi anaknya belajar, seperti disibukan dengan WFH, urusan domestik, dan lain sebagainya hal ini pun berlaku pada orang tua yang secara aktif mendampingi anaknya belajar. Permasalahan ini menginspirasi tim KKN kami untuk menyelenggarakan webinar dengan tajuk "Optimalisasi Peran Orangtua dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah".

Dokumentasi Webinar
Dokumentasi Webinar "Optimalisasi Peran Orangtua dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah"/dokpri

Webinar "Optimalisasi Peran Orangtua dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah" memiliki tujuan untuk memaksimalkan peran orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman untuk belajar. Webinar ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2021 bertepatan dengan Hari Anak Nasional dengan narasumber yaitu Ika Mustika Sari, S.Pd., M.Pfis. yang merupakan dosen Departemen Pendidikan Fisika UPI sekaligus Ibu Rumah Tangga.

Menurut narasumber, dalam membimbing anak anak selama belajar dirumah, perlu adanya pemberian motivasi, pujian dan apresiasi. Selain itu, kegiatan bersama dengan anak perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan menjaga hubungan dengan anak. Ada pula kegiatan bersama yang direkomendasikan oleh narasumber seperti mendongeng, bermain bersama, maupun menonton film bersama. Terdapat kutipan yang menjadi moto bagi narasumber bahwa "Pandemi, orang tua dan anak harus bahagia!". 

Pada pendidikan di masa pandemi ini, peran pendidik yang dahulu diwakilkan oleh guru, kini beralih pada orang tua yang sekarang selalu berada di samping anak. Orang tua memang memiliki kewajiban sebagai pendidik, namun bukan sebagai guru.

"Orang tua tak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang guru, untuk mengajarkan semua pelajaran pada anak. Materi ajar zaman bapak ibu dengan anak anak sekarang tentu berbeda bahkan mungkin sudah lupa. Yang perlu dilakukan hanyalah menemani anak belajar dan mengkomunikasikan permasalahan dengan pihak sekolah bila diperlukan," ucap narasumber mengingat berdasarkan miniriset, tercatat bahwa pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua terbanyak diduduki oleh tingkat SLTA sebanyak 31,4% disusul oleh tingkat SLTP sebanyak 22,9%. Tentunya pasti ada orang tua yang telah lupa dengan materi ajar selama sekolah, bahkan materi ajar pun telah berubah.

Webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan audiens. Terdapat beberapa pertanyaan dari peserta, salah satunya yaitu mengenai  "Bagaimana cara membagi waktu antara pekerjaan dan urusan rumah tangga? Sedangkan seluruh aktivitas kini dilakukan di rumah". Pertanyaan ini dijawab bahwa menurut narasumber perlu adanya penjadwalan yang baik antara pekerjaan rumah dengan pekerjaan kantor, kemudian jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk beristirahat dan me time. Tips termudah yang dapat dilakukan oleh orang tua selama mendampingi anak adalah melakukan kegiatan refreshing dan relaksasi bersama anak.

Pandemi sudah menghantui Indonesia selama satu tahun dan masih berlanjut. Banyak bidang yang terdampak dari kehadiran pandemi ini, utama nya pada bidang pendidikan. Walaupun sudah cukup lama kita merasakan pendidikan semasa pandemi dengan adanya pembelajaran daring, namun masih ada pihak yang belum terbiasa. Hal ini terkendala dari sisi fasilitas seperti perangkat dan jaringan, adapun kendala yang berasal dari lingkungan belajar.

Salah satu solusi untuk menanggulangi tidak kondusifnya lingkungan belajar adalah dengan membangun komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua melawati berbagai kegiatan dan melakukan penjadwalan pada kegiatan yang dilakukan. Serta kepada orang tua, tidak perlu memaksakan diri untuk mengajarkan anak, orang tua bukanlah guru yang memberikan materi dan menggurui namun pendidik yang bertanggung jawab akan karakter anak serta kesehatan fisik juga mental.

Referensi :

Brillianur Dwi C, dkk. 2020. Analisis Keefektifan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Cahyani, Adhetya, dkk. 2020. Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Islam.

Firman & Sari Rahayu. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Covid-19. Indonesian Journal of Education Scince (IJES).

Penulis : Tazqia Intisavira (Pendidikan Fisika 2018)

Dosen Pembimbing : Haris Santosa Nugraha, S.Pd., M. Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun