Letak rumah Sudira tak seberapa jauh dari rumahnya, setelah melewati beberapa pategalan ia sudah berada dihalaman rumah Sudira.
Sudira yang melihat Wijaya masuk kehalaman rumahnya, langsung menyambutnya.
Ia lalu menjabat erat tangan sahabatnya itu.
“Selamat datang Andaru.., atau Wijaya aku memanggilmu ?”katanya dengan nada nyaring.
“Dengan namamu saja sudah membuat aku bingung, apalagi berurusan denganmu,”kata Sudira mengejek, sambil tertawa berkepanjangan.
Sudira berseloroh, membuat suasana mereka menjadi lebih akrab.
“Ah kau ini.., aku memakai nama Andaru karena di dusun Tawang namaku adalah Wijaya, aku tidak mau karena ulahku, pamanku jadi kena getahnya,”jawab Wijaya membela diri.
“Oh.., ternyata kau cerdik juga.., kapan kau ajari aku ilmu beladiri ?”
“Untuk apa ?”Wijaya bertanya terheran-heran.
“Agar aku bisa menghajar para penjudi itu, lalu merampas semua uang taruhannya..!”Sudira berkata sambil tertawa terbahak-bahak.