Mohon tunggu...
tauvikel
tauvikel Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang belajar menulis, aktifitas sehari hari bekerja di kantor swasta, kegemaran membuat doodle, coret coretan, gambar tidak bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Poster

18 Agustus 2014   06:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:16 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408291505643782517

[caption id="attachment_338558" align="aligncenter" width="300" caption="konspirasi- doodle tauvikel-spidol dan bollpoint di atas kertas"][/caption]

POSTER

Ini adalah pertengkaran pertama dengan pacarku. Sesudah 5 kali dia ke rumah kontrakanku dia meminta aku membuang poster gubahan Garfield gambaran teman lamaku, teman dekatku Joni Kucing. Poster itu bukan poster sungguhan yang dicetak dengan mesin di kertas glossy atau photo paper, poster itu hanya gambar dari spidol di atas kertas A3.Poster itu karya Joni Kucing,teman baik yang telah membantuku memelihara kucing ras sampai pada akhirnya aku bisa mendapatkan uang dari jasa merawat kucing ras dari penitipan, mengawinkan membantu kelahiran kucing dan jasa membantu pecinta kucing yang akan mengadopsi kucing sekaligus aku berjualan makanan kucing dan kebutuhan kucing ras, terutama kucing Persia dan Anggora.

“Tolong buang gambar jelek itu, aku tidak suka, kucing itu menginjak anjing” kata pacarku. Di poster itutergambar Garfield menginjak Oddie, anjing yang serumah dengannya dan dibelakangnya Chesire kucing di Alice in Wonderland tertawa riang di atas pohon. Pacarku memelihara anjing dan dia merasa sakit hati kalau melihat poster yang aku pajang di ruang tamu itu. Aku tidak bisa. Bukan karena poster itu hasil karya seni yang menakjubkan, illustrasi poster itu biasa saja ,malahan hanya coretan iseng. Poster itu yang tersisa dari Joni,Joni temanku, lama tidak bertemu, joni mengantarkan aku pada rejekiku mengurus kucing-kucing, poster itu seperti jimatku. Pacarku tidak mau tahu alasanku tidak mau menurunkan poster itu. Sore itu dia meninggalkanku dengan menyisakan pertanyaan menyakitkan antara aku akan memilih untuk bersamanya atau membuang poster yang digambar Joni Kucing temanku.

Keesokan harinya aku mengalami kegalauan luar biasa. Pikiranku kadang menyalahkan pacarku yang egois dan kadang mempertanyakan aku yang tidak mau mengalah dan mementingkan poster daripada hubungan dengan pacar. Dan akhirnya aku mengalah, aku menurunkan poster gambar Garfield menginjak Oddie ditertawai Chesire kucing Alice in worderland di atas pohon. Aku tidak akan membuangnya, tiba tiba aku kepikiran tentang galeri. Adakah galeri di kota ini yang mau menerima titipan karya seni ? tanpa memungut biaya. Aku kesulitan mencarinya, aku bukan penikmat seni yang sering mengunjungi pameran lukisan atau pameran kesenian lain di galeri. Aku lebih sering pergi ke mall melihat kaos kaos terbaru dari merk merk kesukaanku. Aku lebih suka melihat gadget terbaru dan aku lebih suka duduk minum kopi yang mahal sambil melihat melihat pengunjung mall.

Lama aku duduk di taman kota setelah berkeliling kesana kemari mencari galeri seni yang mau menerima titipan poster Garfield gambaran Joni. Aku sudah bertanya ke beberapa orang dan mereka tidak tahu di mana galeri seni di kota ini. Aku baru sadar dari lamunan ketika tiba tiba ada ibu ibu menghampiriku dan bertanya “jual pigura mas ?”. Aku kaget dan menggeleng untuk menjawabnya, dia mengira aku jualan pigura karena membawa poster gambara Joni, padahal aku hanya membingkainya dengan pigura sederhana dan bahkan posternya sudah berdebu karena belum aku beri kaca di bingkainya.

Aku hendak meneruskan perjalananku mencari galeri ketika tiba tiba ada seorang gadis menghampiriku dan katanya “Gambarnya bagus..” sambil tersenyum. Dia berkata dia suka kucing dan menonton semua film tentang kucing, Cat in the hat, Cat Woman, Garfield, Alice in wonderland, Cat and Dog, Doraemon, dia pecinta kucing dan kami pun mengobrol panjang tentang kucing. Gadis itu tidak kalah cantik dengan pacarku dan dia suka sekali kucing. Dia bahkan meminta posterku itu, dia akan mengoleksinya dan memeliharanya dengan baik dan menempelnya di kamar kucingnya. Aku berfikir Tuhan maha adil, ketika kita dihadapkan pada pilihan yang sulit Tuhan member jalan. Gadis cantik yang suka kucing itu belum punya pacar dan mencari pacar yang suka kucing. Aku tiba tiba merasa bahagia dan sejujurnya aku pun berfikir akan membuat copy poster Joni, menyimpannya di ruang tamu kontrakanku dan memberikan poster satunya untuk si Gadis kucing. Aku bilang padanya aku akan membingkainya dulu dengan kaca dan akan menemuinya besok hari sambil membawa kucingku Ivi, kucing Persia jantan berhidung pesek, berbulu lebat berwarna merah yang suka dengan manusia. Si Gadis kucing mengiyakan dan berkata tidak sabar menungguku membawa kucing dan poster Garfield gambaran temanku Joni. Aku berharap bisa lebih bahagia. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Mungkin kita melepas satu kebahagian dan kebahagiaan yang lebih baik datang.

Aku pulang dengan bahagia, hatiku berbunga-bunga, jujur aku melupakan pacarku yang egois, kalau saja dia tidak meminta aku membuang poster ini aku masih bersamanya, salahnya sendiri pikirku. Aku sibuk menyusun rencana sampai ketika tiba tiba hujan turun aku pun tidak perduli dan terus melaju kencang dengan motorku, aku ingin segera sampai di rumah, membuat copy poster Garfield ini dan pegi mencari pigura kaca yang bagus untuk membingkai poster ini dan besok aku akan menemui si Gadis penyuka kucing yang baru aku temui. Poster Garfield gambaran Joni temanku benar benar jimat untuku. Hujan turun semakin deras dan aku tidak perduli aku terus melaju.

Sesampainya di rumah kontrakanku aku tidak sabar mengeluarkan posterku dari tas. Dan apa yang kudapati…posterku sudah seperti gambar zombie di tanah setan yang gelap. Hujan telah menembus tasku dan merusak gambarnya. Gambarnya jadi tidak berujud, hanya tersisa gambar seringai Chesire kucing Alice in wonderland, selebihnya semua warna bercampur aduk, menjadi gambar yang meleleh, Garfield pun meleleh seperti Zombie terbakar mantra. Aku lupa posterku digambar dari spidol dan belum aku beri bingkai kaca untuk pelindung. Kini poster itu sudah basah kuyup dan mengerikan. Aku benar benar kesal, harapanku dengan si Gadis penyuka kucing pun meleleh…lebur, musnah bagai Zombie terbakar mantra, menghilang sirna. Aku benar benar kesal dan membuang poster itu, aku merasa berdosa pada Joni temanku, Pacarku karena aku tergoda untuk meninggalkannya dan mesa berdoa pada Gadis penyuka kucing yang baru aku temui karena aku tidak bisa memenuhi janjiku.

Esok harinya pacarku datang demi melihat poster itu sudah hilang dari tempatkumenggantungnya, dia pun meloncat dan memeluku erat. Dia menciumku beberapa kali sambil berbisik “terima kasih sayang” berkali kali. Aku hanya tersenyum, dan tiba-tiba aku teringat sesuatu, yang sebelumnya aku cari.

“Kamu tahu galeri seni di kota ini yang bisa menerima titipan poster?” tanyaku. Pacarku melepas pelukanya dan memandangku dengan keheranan dan tatapan aneh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun