Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sisi Baik dari "Berhenti"

13 Agustus 2021   21:04 Diperbarui: 13 Agustus 2021   21:09 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahkan "berhenti" mengejar mimpi sekalipun selalu punya sisi baik jika kita mengerti (pixabay.com)

Pernahkah Anda berhenti dari satu hal yang Anda yakini sudah tidak bisa lagi untuk dilanjutkan? Misalnya, berhenti dari kuliah karena tidak sesuai antara anjuran orangtua dan keinginan diri sendiri. Berhenti dari merokok yang belakangan Anda sadari merusak kesehatan. Berhenti dari pekerjaan yang semakin hari semakin membuat Anda yakin kalau keluar adalah solusi terbaik, atau berhenti dari apa saja.

Kalau pernah, maka bisa jadi Anda sering atau minimal pernah diselimuti dengan kalimat kegagalan dari semua hal yang Anda hentikan itu.  Ya, hal itu umumnya pasti terjadi.

Tapi tahukah Anda, kalau ternyata "berhenti" itu tidak selalu buruk, meski tetap saja ada orang yang menganggap Anda gagal karena tidak meneruskan apa yang sudah Anda mulai. Ya, berhenti juga punya sisi baik yang harus Anda cermati dan kali ini kita coba akan sedikit mengulik sisi baiknya. Markililede (mari kita lihat lebih dekat)

Sisi Baik dari Berhenti

"Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk meninggalkan suatu ide adalah sebuah tantangan abadi" (Geoff Deane)

Mari kita mundur sedikit ke tahun 1986 tepatnya tanggal 28 Januari. Ya, itu adalah tahun di mana NASA berencana untuk meluncurkan pesawat luar angkasa Challenger dari pusat Antariksa Kennedy di Cape Canaveral, Florida.

Singkatnya, malam sebelum peluncuran, NASA mengadakan sebuah rapat (telekonference) dengan seluruh tim terkait peluncuran pesawat itu. Yang menarik, seorang senior dari Morton Thiokol yang bernama Allan McDonald dan beberapa insinyur lainnya menganjurkan untuk menunda peluncuran karena cuaca yang sangat dingin di Florida.

Lebih jauh, alasan McDonald sebenarnya sangat logis dan akademis. Dia mengatakan kalau cuaca dingin bisa merusah cincin-O karet yang menahan gas panas tidak keluar dari pendorong pesawat dan ini sangat berbahaya. Apalagi, pendorong itu belum pernah diuji di bawah suhu 53 derajat. Dan suhu pada hari itu diprediksi jauh lebih rendah dari itu.

Singkatnya, keesokan paginya, NASA tetap meminta untuk peluncuran dan lagi-lagi McDonald menolak. Tapi karena atasan McDonald tetap menandatangani persetujuan peluncuran maka pada akhirnya peluncuran tetap dilakukan.

Kisah selanjutnya tentu banyak dari kita yang sudah tahu. Challenger lepas landas sesuai jadual dan meledak di udara tepat 73 detik kemudian dan menewaskan semua orang di dalam pesawat.

Coba kita kulik sejenak dari kisah ini. Coba Anda bayangkan kalau saja peluncuran itu ditunda sesuai saran. Coba Anda bayangkan kalau saja peluncuran itu berhenti atau dihentikan. Rasanya sejarah akan berubah.

Ya, mungkin ada di antara kita yang mengatakan, "itulah yang dinamakan takdir..". Ya, tidak ada yang salah dengan komentar demikian. Tapi poinnya adalah, berhenti terkadang penting untuk dipertimbangkan bahkan dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun