Melalui metode kampanye virtual, maka semuanya duduk sama rendah (di rumah masing-masing) dan berdiri sama tinggi (juga di rumah masing-masing). Tidak ada kesenjangan. Yang menarik, masyarakat bisa langsung berinteraksi dan bertanya dengan kandidat, apakah melalui menu chat yang akan dibacakan moderatornya, atau langsung bertanya secara online kepada kandidatnya. Pada bagian ini, akan terbangun komunikasi interaktif yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan kandidat itu karena akan semakin dirasa dekat oleh rakyatnya.
5. Mengukur Pemahaman Teknologi Kandidat
Dalam kampanye virtual, akan kelihatan apakah kandidat A cukup familiar dengan teknologi atau tidak. Meskipun semua peralatan bisa disiapkan oleh timnya, tetapi kita bisa melihat gestur nya dalam kampanye online itu. Jika lebih banyak bingungnya dalam hal teknologi, maka bagi para milenial khususnya, tidak perlu terlalu berharap kalau terpilih nanti, si A itu akan peduli dengan kemajuan teknologi, start up dan lain sebagainya di daerah kalian.Â
Jika dia saja gagap teknologi, bagaimana mungkin untuk membuat orang lain maju di bidang teknologi? ini bukan persoalan tua atau muda. Ini persoalan mau belajar atau tidak, itu saja. Ini juga bisa menjadi pertimbangan pemilih, khususnya milenial untuk menentukan pilihanmu di Pilkada nanti.
Coba bayangkan, jika kampanye virtual ini bisa dimaksimalkan dengan baik oleh kandidat, maka bukan saja hanya membantu mengurangi penyebaran wabah yang sedang terjadi, tetapi juga bisa membantu masyarakat untuk mengenal lebih jauh kandidat kepala daerahnya, dan pada akhirnya akan bisa menentukan siapa yang layak memimpin di daerah masing-masing.
Semoga bermanfaat
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"