Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Utang ku Sayang, Piutang ku Malang

7 Agustus 2020   07:21 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:29 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Utang boleh, asal berusaha lah membayarnya

Suatu hari ada seorang ayah yang akan meninggal dan menyampaikan sebuah wasiat kepada 2 orang putranya.

"Wahai anak-anakku, kalau Ayah sudah meninggal nanti, ingat baik-baik 2 hal ini kalau kalian mau sukses ya. Pertama, Kalau berangkat bekerja, jangan pernah terkena sinar matahari. Kedua, Jangan pernah menagih utang kepada orang lain."

Ayah mereka pun meninggal tidak lama kemudian.

Setelah 7 tahun berlalu setelah kematian ayah nya, Ibu mereka berkunjung ke rumah anaknya yang sulung dan terkejut melihat kondisinya saat ini.

"Wahai, anakku, apa yang terjadi padamu? kenapa kau menjadi begitu miskin dan bangkrut seperti ini..?" tanya sang Ibu.

"Aku hanya mengikuti saran Ayah,Bu. Pertama, Jangan berangkat kerja dan terkena sinar matahari. Maka motorku satu-satunya ku jual dan aku memutuskan naik taksi setiap hari, akhirnya uangku habis dan bisnisku mulai rugi. Kedua, jangan menagih utang kepada orang lain, semua pinjaman yang sudah pernah aku berikan ke orang lain tidak pernah aku tagih dan akhirnya aku benar-benar bangkrut Bu" Kata si Anak sulung mengeluh tentang nasihat "buruk" ayahnya. Si Ibu menenangkannya dan menyemangatinya.

Selanjutnya Sang Ibu berkunjung ke rumah anak nya yang bungsu dan dia juga lagi-lagi terkejut dengan kondisi anaknya saat ini.

"Wahai anakku, apa yang membuat usahamu makin maju dan sukses luar biasa seperti sekarang ini..?" tanya Ibu nya.

"Aku hanya mengikuti saran Ayah, bu." kata si bungsu yang membuat ibunya makin bingung lagi.

"Pertama, kalau kau berangkat kerja, jangan pernah terkena sinar matahari. Maka aku berangkat kerja sebelum matahari terbit jadi semua orang tahu kalau toko ku paling awal buka dan daganganku jadi semakin laris seperti sekarang. Kedua, jangan pernah menagih utang kepada orang lain. Jadi aku tidak pernah memberi utang kepada orang lain, aku memberi sedekah, Bu, jadi hartaku semakin berkah dan bertumbuh hingga seperti sekarang ini"

Sang Ibu kagum dengan pemahaman tinggi anak keduanya ini.

________

Setiap pesan yang diberikan, pasti punya banyak interpretasi di masing-masing kepala orang lain. Jika interpretasi kita baik, maka hasilnya bisa baik. tetapi jika interpretasi kita keliru, maka hasilnya juga bisa buruk dan seterusnya. Terkait poin kedua dari pesan si Ayah tentang utang, maka berutang adalah sesuatu yang wajar. Ketika sedang berutang atau meminta pinjaman utang, orang terkadang sering memunculkan wajah "kasih" dan "sayang" kepada orang yang mau memberikannya utang. 

Tetapi yang menjadi menyedihkan adalah ketika piutang itu ditagih, maka ada saja orang yang bahkan enggan membayar utangnya. Pada bagian ini tentu saja adalah sebuah "kemalangan" bagi yang memberikan utang dan bahkan mungkin penyesalan. Nah, untuk itu, bagi siapa saja yang mungkin pernah berutang, maka silakan gunakan 3 cara ini agar hubungan tidak retak karena utang dan utang bisa segera lunas.


1. Punya Niat Membayar

Orang yang punya niat membayar tentu berbeda sikapnya dengan orang yang tidak punya niat. Orang yang punya niat membayar umumnya akan berusaha keras membayar utangnya dengan cara apapun (yang halal) dan tidak pernah lari jika akan ditemui. Dia selalu ada secara fisik jika ditagih dan tidak pernah melarikan diri.


2. Beri Alternatif Cicilan Pembayaran dan Penambahan Waktu

Jika sudah terlanjur berutang dan belum bisa bayar sesuai nominal utang, maka ngobrollah dan minta agar hutang bisa dicicil lebih kecil agar kita mampu membayarnya. Dengan wajah yang tulus dan niat yang ikhlas, para piutangers bisa jadi akan terenyuh dan setuju agar utangnya di cicil dan tempo pembayarannya di tambah.


3. Jual Aset yang Ada untuk Bayar Utang

Melunasi Utang dengan menggunakan aset yang kita punya saat ini adalah suatu kecerdasan. Pikirkan barang yang bisa dijual dan segera juallah untuk melunasi semua utang yang ada.

Utang boleh saja, tetapi membayarnya juga harus dilakukan. Jika tetap terjadi hal-hal diluar kemampuan kita untuk membayar utang, maka selalulah dekatkan diri kepada Sang Maha Kaya dengan cara menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, karena Sang Pencipta adalah solusi dari semua permasalahan kita. Semoga setiap kita bisa terbebas dari utang. Jika demikian, Benarlah kata Bung Roma dalam sebait lagunya :

"Walau makan sederhana, walau minum sederhana, walau serba sederhana, asal sehat jiwa raga, dan juga utang tak punya....... Itu lah orang yang kaya"

Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator, Pembicara Publik dan Penulis Buku Motivasi "The New You"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun