Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ini 3 Tipe "Manusia Sulit" yang Harus Kita Sayangi

18 Januari 2021   21:35 Diperbarui: 20 Januari 2021   05:24 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kaya dan miskin. (sumber: erllre via kompas.com)

Mudah bagi seseorang untuk merendahkan orang lain dengan berbagai alasan, padahal yang merendahkan belum tentu lebih baik dari yang direndahkan. 

Sejatinya, hanya Allah yang berhak untuk menghakimi seseorang itu baik atau buruk, adapun manusia, hanya berprasangka dan mengikuti hawa nafsunya dalam menentukan sesuatu, termasuk dalam menilai orang lain.

Menghormati orang lain adalah suatu keharusan bagi kita sesama manusia, ketika bertemu pertama sekali misalnya, lebih baik kedepankan persamaan daripada mencari perbedaan agar hidup kita menjadi rukun dan damai. 

Fokus pada persamaan berarti semakin membuat setiap individu nyaman dalam berteman, bertetangga, berbangsa dan bernegara. Ingatlah baik-baik, kalau perbedaan itu sudah pasti ada dalam setiap diri kita dan itu memang suatu keharusan. Bahkan dari perbedaan itu lah lahir keturunan umat manusia hingga hari ini.

Jika hormat-menghormati dan sayang-menyayangi adalah suatu keniscayaan, ternyata ada 3 tipe orang yang  memang harus sangat kita sayangi karena situasinya yang tidak mudah. Siapa sajakah mereka? Kali ini kita akan membahasnya.

Mari kita lihat lebih dekat siapa saja orang yang harus kita sayangi dalam hidup ini. 

1. Pemimpin yang Sudah Tidak Memimpin Lagi

Ketika seseorang sedang punya jabatan, maka sangat wajar jika ia dihormati banyak orang. Tetapi cara melihat apakah seorang pemimpin itu masuk ke hati bawahannya adalah pada saat dia sudah tidak menjabat lagi. 

Apakah bawahannya atau masyarakatnya tetap menghormatinya atau justru sebaliknya? Nah, jika kita menemukan dia sudah tidak dihormati lagi karena mungkin menjadi pemimpin yang tidak ideal dulu, maka tugas kita adalah jadi pembeda. Sayangilah orang ini. Kita tidak pernah tahu, siapa yang sebenarnya lebih baik di mata Allah, apakah kita atau justru jangan-jangan si mantan pemimpin itu yang lebih baik.

Hari ini kita kaya, besok? (suarasiber.com)
Hari ini kita kaya, besok? (suarasiber.com)

Jadi, janganlah mudah membenci, mencaci apalagi mendendam. Kita semua pasti pernah salah. Dan pemimpin yang sudah tidak menjabat lagi justru butuh "uluran tangan" bawahannya, masyarakatnya dan sebagainya, justru ketika dia sudah tidak memimpin lagi. Jadi, sayangilah orang ini.

2. Orang Kaya yang Menjadi Miskin

Meskipun ada orang yang ketika kayanya sombong kepada yang miskin, kepada tetangganya dan kepada siapa saja, maka ketika dia jatuh miskin jangan lah kita "mensyukuri" kemiskinannya. 

Justru sebaliknya, orang seperti ini butuh untuk tetap dikasihani dan disayangi. Ingat, kita tidak berhak untuk menghakimi baik buruknya seseorang, hanya Allah yang berhak melakukannya. Bisa saja karena lingkungan yang tetap baik kepadanya, maka ketika dia kembali kaya suatu hari nanti, dia akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Orang seperti ini tidak jarang menjadi stres, tertekan bahkan sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Untuk itu, sebaiknya kita mendampinginya dan tetap menyayanginya. Apakah mudah menjadi pribadi yang "baik" begini? Mudah kalau kita ikhlas. Tapi akan menjadi sulit kalau memang di hati kita masih ada sifat SMS (suka melihat orang susah dan susah melihat orang senang).

Jadi, coba kita cek hati kita masing-masing, adakah sifat SMS di hati kita?

3. Orang yang Berilmu Namun Dipermainkan Orang Bodoh

Allah itu mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa derajat. Begitu hebatnya kedudukan orang yang berilmu di mata Tuhan. Namun, jika kita bertemu dengan orang yang punya ilmu, namun karena satu dan lain hal dia harus berada di bawah "arahan" orang yang bodoh dan tidak berilmu, maka orang yang seperti ini harus kita sayangi dan kasihi, dan tentu saja harus diingatkan jika kita punya akses kepadanya. Kalau tidak punya, mari kita doakan agar dia bisa terlepas dari hal yang tidak nyaman itu.

Ilmu sejatinya akan membimbing kita ke jalan yang benar. Tapi jika ilmu yang kita miliki itu justru "dikontrol" oleh orang lain, apalagi orang yang tidak berilmu, maka suatu kesengsaraanlah bagi yang punya ilmu itu.

Kita wajib menyadarkan orang yang begini. Atau sekurang-kurangnya, mari kita doakan agar dia bisa keluar dari belenggu yang tidak nyaman bagi ilmu dan hidupnya.

***

Akhirnya, sebuah renungan ini perlu kita camkan baik-baik. Kita tidak pernah tahu seperti apa hidup kita akan berakhir.

Hari ini kita pemimpin, bisa saja besok pada saat meninggal kita menjadi rakyat biasa yang tidak ada satu orang pun peduli pada kita.

Hari ini kita kaya, bisa saja besok ketika meninggal kita justru meninggalkan banyak hutang untuk keturunan kita.

Hari ini kita berilmu, bisa saja besok ketika meninggal kita justru masuk neraka karena salah memanfaatkan keilmuan kita.

Pada akhirnya, hidup ini yang paling penting adalah akhirnya. Bukan awal atau pertengahannya. Adalah lebih baik hidup dengan lembaran dan coretan kotor namun diakhiri dengan halaman putih bersih daripada dimulai dari halaman putih bersih dan diakhiri dengan coretan kotor.

Tapi idealnya adalah mulai lembaran hidup kita dengan bersih dan akhiri juga dengan bersih. Semoga kita menjadi pribadi yang demikian.

Semoga bermanfaat
Salam bahagia dan sehat selalu
Be The New You

TauRa
Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun