Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tarian Hujan

17 September 2022   22:15 Diperbarui: 17 September 2022   22:16 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayo sambut, ini tarianku, kata hujan. Angin membawanya berlari, menyebelahi dahaga tubuh, menyimpan rindu dan gaduh. Orang orang menghindar dan tertunduk. 

Ini jariku, katanya, keruh zaman telah mengecup tubuhku yang semakin asam dan keras. Titik titik partikelnya telah menyaksikan pencarian manusia untuk bahagia. 

Dan ini, aku memberimu tarian, katanya. Angin membuatku lembut dan ratap. Luka hujan hinggap di atap atap kota dan desa yang segera jadi sibuk oleh industri. 

Hujan hujan menari di atas lubang lubang tambang, sungai sungai yang hitam menjalar ke laut. 

Lupakan tarianku, katanya pada seorang bocah di bawah jembatan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun