Risalah Cahaya
dalam hadisnya, Baginda menyebut
setiap insan terlahir dalam cahaya keislaman, cahaya ketundukan dan kepasrahan pada titah penciptaan.
dari cahaya itu ia menggapai keyakinan, kebenaran dan kebahagiaannya. dalam pertimbangan akal, pikiran dan tuntunan yang terwariskan.
sungguh, akal akan mencerna keautentikan jalan dan risalah cahaya itu. sebagaimana ia menangkap cahaya pada Ibrahim AS. Namun akal tetaplah wadah yang ditumbuhi pengalaman dan penerimaan dari luar dirinya.
adapun kesadaran akan selalu menuntun ke arah mana sebaran cahaya itu, agar kehidupan jadi selaras, lengkap dan mendorong ke sumber cahaya yang  Abadi, tanpa serikat, tanpa sekutu BagiNya.