Bulan Tanpa Cahaya
duka belum juga kuncup,
luka dan aroma darah
dari kebodohan
dan dendam
dalam mitos
yang dipelihara.
Air mata telah menjadi sungai
dilalui sejarah meja runding
dan persekongkolan
sejak isi isi kitab diubah
sambil berencana merambah dunia.
Sumpah sumpah
dan laknat telah tumpah,
namun otak pongah
dan mitos si "kesayangan tuhan"
menjadi penindasan yang
dianggap benar dan suci.
Walau mungkin bulan redup
para kawan diinggap takut,
perlawanan tiada kuncup
menjadilah diri batu batu tajam
dan anak anak panah menghujan
Bulan redup, pantulan emasnya berserakan. Bulan luka
mata mata sinis
bibir bibir miris
lisan lisan penista.
biarkan saja,
namun pastikan
ke siapa engkau berpihak.
Mungkin engkau butuh menu sejarah
di kopi pagimu,
tentang sejarah yang tidak bengkok
yang dibawa ratusan Nabi
hingga sampai ke keyakinan murni, dari silsilah Ibrahim.
Mungkin bulan jadi redup luka,
namun mulia tanah selalu merekah
hingga bumi diganti dengan bumi yang lain, tanah Qudsimu tetap mulia.