Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Generasi Milenial "Merdeka" yang Produktif

27 Agustus 2021   08:49 Diperbarui: 27 Agustus 2021   09:23 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri.pemudatangguh.acehbarat.Agustus.2021.lokasi.Barat-Selatan Aceh.



Secara naluriah semua kita merupakan makhluk produktif, inisiatif dan pembelajar. Kesemua itu dengan tingkatan masing masing sesuai pengalaman individu dan cara dia memandang diri ataupun lingkungannya.

Protokol sekolah formal, tekanan sosial dan sederet faktor internal memiliki andil dalam membangun paradigma produktif atau tidak. Namun, kecenderungan global kita, gaya hidup dan tingkat konsumerisme kita, agaknya tidak mencitrakan level produktif yang kita maksud.

Bahasa industri sering menyebut, produktif berarti keluaran berupa hasil sejalan dari tahapan proses sebelumnya. Keluaran itu, hasil hasil personal dan komunal kita, juga birokrasi kita umumnya baru sampai ke level teknis, yang berhaluan pada "alat produksi" dalam arus pasar global.

Bila ditilik dari perkembangan individu dan kita gunakan skala" taksonomi Bloom, urutan itu baru di level konseptualisasi dan penerapan murni bersadarkan prosedur dan intruksionalisasi.

Program "merdeka belajar" dan seterusnya itu, sejalan dengan maksud ulasan kecil disini. Upaya-upaya untuk sikap produktif yang sejalan dengan cita pendidikan nasional mesti digerakkan dalam budaya sekolah, keluarga dan sistem sosial kita.

Adapun secara personal, utama bagi generasi "merdeka" milenial, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan:

1. Menyadari entitas waktu yang terbatas. Masa kecil telah selesai, pun masa remaja. Masa muda mesti dimaksimalkan dalam kegiatan yang mendorong kemajuan, dalam hal minat, bakat dan skill relevan.

2. Sadar-digital. Yaitu memahami fase interkoneksi dalam kultur modern kita. Dalam bidang apapun. skill, sedapat mungkin merambah ranah ini guna mengembang produk, gagasan/benda, program dan konten konten konstruktif.

3. Menghidupkan forum forum berbasis kepemimpinan milenial, orientasi kebangsaan dan optimalisasi nilai lokal sebagai karakter khas.

4. Sekolah dan kampus menjadi ladang pembuka perspektif bagi kemandirian belajar, dan tidak lagi mencitrakan diri sebagai spesialis murni, melainkan mengembangkan keterampilan generalis ahli lewat latihan dan pengembangan diri, dalam sekolah/kampus , via ekskul, ataupun via online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun