Mohon tunggu...
Taufiq Luthfi N
Taufiq Luthfi N Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Semester 4 (2025)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hermeneutika dalam Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Baru dalam Requirements Engineering

8 Maret 2025   16:26 Diperbarui: 11 Mei 2025   21:51 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia rekayasa perangkat lunak (RPL), pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan pengguna adalah faktor kunci dalam menciptakan sistem yang efektif dan efisien. Artikel "Hermeneutical Engineering of Requirements" karya Wagner Varalda dan Ítalo S. Vega membawa perspektif baru dengan mengusulkan pendekatan hermeneutika dalam Requirements Engineering (RE). Ini adalah sebuah terobosan yang menarik, tetapi juga menghadirkan tantangan dalam implementasinya. Dalam opini ini, saya akan mengulas keunggulan serta tantangan dari konsep ini, serta bagaimana pendekatan ini dapat berkembang ke depan.

Memahami Esensi Hermeneutical Engineering of Requirements

Hermeneutika, sebagai cabang filsafat yang berfokus pada interpretasi dan pemahaman makna, umumnya digunakan dalam bidang humaniora. Namun, artikel ini mengusulkan bahwa pendekatan hermeneutika dapat membantu tim pengembang perangkat lunak memahami kebutuhan bisnis dan pengguna secara lebih mendalam.

Pendekatan ini didasarkan pada konsep Dasein dari Martin Heidegger, yang menekankan bahwa eksistensi manusia tidak hanya sekadar "ada" dalam dunia, tetapi juga berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya. Dalam konteks RPL, Dasein dapat diterjemahkan sebagai cara seorang analis memahami kebutuhan pengguna dengan tidak hanya melihat permintaan eksplisit, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan historis yang memengaruhi kebutuhan tersebut. Selain itu, artikel ini juga membahas Hermeneutic Circle, yang menekankan bahwa pemahaman adalah proses siklus yang terus berkembang, di mana interpretasi awal dapat diperbaiki dengan pemahaman yang lebih mendalam seiring waktu.

Kelebihan Pendekatan Hermeneutika dalam RE

Salah satu keunggulan utama dari pendekatan ini adalah kemampuannya untuk menggali kebutuhan pengguna secara lebih holistik. Dalam praktik tradisional, RE sering kali hanya berfokus pada spesifikasi yang eksplisit, seperti kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang tertulis dalam dokumen. Namun, pendekatan hermeneutika memungkinkan analis untuk memahami konteks yang lebih luas, termasuk bagaimana pengguna sebenarnya berinteraksi dengan sistem dan tantangan yang mereka hadapi dalam dunia nyata.

Selain itu, metode ini dapat membantu mengurangi kesalahan dalam interpretasi kebutuhan. Salah satu penyebab utama kegagalan proyek perangkat lunak adalah ketidaksesuaian antara kebutuhan pengguna dan solusi yang dikembangkan. Dengan menggunakan metode interpretatif yang lebih mendalam, peluang kesalahpahaman dapat dikurangi, sehingga menghasilkan perangkat lunak yang lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Dari sisi metodologi, artikel ini juga menawarkan konsep Hermeneutical Engineering of Requirements (HER) yang terdiri dari tiga tahap utama: identifikasi perbedaan situasional, pemeriksaan perbedaan situasional, dan spesifikasi kebutuhan. Pendekatan bertahap ini dapat membantu dalam mengorganisir proses RE agar lebih sistematis dan berbasis pemahaman yang lebih dalam.

Tantangan dalam Implementasi

Meskipun konsep ini menjanjikan, ada beberapa tantangan besar yang perlu diatasi sebelum pendekatan ini dapat diterapkan secara luas dalam industri RPL.

Pertama, pendekatan ini sangat bergantung pada kemampuan interpretasi dan pemahaman analis kebutuhan. Tidak semua analis memiliki latar belakang filsafat atau keahlian dalam memahami konteks sosial dan budaya dengan pendekatan hermeneutika. Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan tambahan bagi para analis untuk menguasai metode ini.

Kedua, hermeneutika adalah pendekatan yang bersifat subjektif. Dalam dunia perangkat lunak yang sangat bergantung pada kejelasan dan ketepatan spesifikasi, pendekatan yang terlalu subjektif dapat menyebabkan kesulitan dalam mendokumentasikan kebutuhan secara formal. Standar industri seperti IEEE 830 sering kali mengutamakan pendekatan yang lebih kuantitatif dan terstruktur, sehingga integrasi dengan metode hermeneutika mungkin memerlukan penyesuaian lebih lanjut.

Ketiga, kurangnya studi kasus dan bukti empiris dalam artikel ini membuat sulit untuk menilai efektivitas pendekatan HER dalam skala besar. Meskipun konsep ini terdengar menarik, implementasinya dalam proyek nyata masih belum terbukti secara luas. Dibutuhkan lebih banyak penelitian dan uji coba untuk melihat bagaimana metode ini dapat diterapkan dalam proyek dengan berbagai skala dan kompleksitas.

Masa Depan Hermeneutical Engineering of Requirements

Meskipun memiliki tantangan, pendekatan HER tetap memiliki potensi besar untuk diadopsi dalam RPL, terutama dalam proyek yang kompleks dan berskala besar. Untuk meningkatkan peluang keberhasilannya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Integrasi dengan Metode Agile dan Design Thinking Pendekatan Agile dan Design Thinking telah terbukti efektif dalam menangani kebutuhan yang dinamis dan kompleks. HER dapat diintegrasikan ke dalam proses ini, terutama dalam tahapan user research dan persona development untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebutuhan pengguna.
  2. Pengembangan Alat dan Framework Agar lebih mudah diterapkan, HER perlu diformalkan dalam bentuk kerangka kerja atau alat bantu. Misalnya, bisa dikembangkan metode wawancara berbasis hermeneutika atau model analisis kebutuhan yang menggabungkan prinsip-prinsip HER.
  3. Studi Kasus dan Eksperimen Empiris Diperlukan lebih banyak studi kasus yang menerapkan pendekatan HER dalam proyek nyata. Dengan adanya data empiris, efektivitas pendekatan ini dapat diuji dan dibandingkan dengan metode RE yang sudah ada.
  4. Pelatihan dan Pendidikan Konsep hermeneutika perlu diperkenalkan dalam kurikulum RE agar analis kebutuhan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menggunakannya secara efektif.

***

Pendekatan "Hermeneutical Engineering of Requirements" menawarkan perspektif baru yang dapat meningkatkan pemahaman terhadap kebutuhan bisnis dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan menekankan interpretasi mendalam dan pemahaman kontekstual, pendekatan ini dapat membantu mengatasi tantangan klasik dalam RE. Namun, tantangan dalam implementasi masih cukup besar, terutama dalam hal subjektivitas, keterbatasan keahlian analis, dan kurangnya bukti empiris.

Agar pendekatan ini dapat diterapkan secara luas, diperlukan integrasi dengan metode yang sudah mapan, pengembangan alat bantu, serta studi kasus yang lebih banyak. Jika tantangan ini dapat diatasi, HER berpotensi menjadi pendekatan yang revolusioner dalam dunia rekayasa perangkat lunak.

Varalda, W., & Vega, Í. S. (2017). Hermeneutical engineering of requirements. Journal of Computer and Communications, 5(2), 7-16. https://doi.org/10.4236/jcc.2017.52002

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun