Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

MBG, Rahasia Terjaga, dan Nasib Anak yang Entah Sampai Mana

25 September 2025   08:43 Diperbarui: 25 September 2025   04:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan penyajian program MBG (Sumber: Infobanknews.com)

"Kala niat baik berujung petaka, program Makan Bergizi Gratis atau MBG malah jadi ajang judi yang mempertaruhkan nyawa anak-anak."

Coba kita bayangkan sebuah program mulia, yang katanya demi gizi anak-anak bangsa, tapi pada praktiknya malah jadi horor yang bikin orangtua was-was. Di tengah riuh rendah janji manis politik, ada satu program yang paling sering disebut-sebut namanya, Makan Bergizi Gratis alias MBG.

Jujur, dari nama programnya saja sudah bikin perut keroncongan dan hati adem. Siapa sih yang nggak setuju anak-anak sekolah dapat makanan gratis dan bergizi? Ibaratnya, ini rezeki nomplok yang tak disangka-sangka, sebuah oase di tengah gurun kebingungan soal menu bekal yang itu-itu saja.

Tapi, begitu program ini mulai dijalankan di berbagai daerah, yang muncul justru bukan lagi euforia, melainkan berita-berita keracunan massal yang bikin bulu kuduk merinding. Kasus di Bandung Barat yang bikin ratusan anak tumbang, atau di Sleman dan Lebong yang bikin para pakar gizi geleng-geleng kepala.

Ini bukan lagi soal nasib sial. Ini soal sebuah sistem yang cacat dari hulu ke hilir. Dan yang lebih absurd, ada beberapa hal yang membuat kita bertanya-tanya, apakah program ini memang didesain untuk menambah gizi atau malah menambah masalah baru?

Ayam Berbakteri dan Kecerobohan Tukang Masak, Bukan Lagi Soal Nasib Sial

Bayangkan, pagi-pagi anak berangkat sekolah dengan senyum merekah, tapi siangnya pulang dengan perut mual, pusing, bahkan ada yang sampai kejang-kejang. Ini bukan adegan sinetron, ini kejadian nyata yang dialami lebih dari 500 pelajar di Bandung Barat.

Mereka jadi korban keracunan massal setelah menyantap menu makan siang dari program MBG. Dilansir dari Antara, Sekretaris Daerah setempat sampai memastikan kalau 500 pelajar lebih telah tertangani, dengan gejala yang sama: mual, sesak napas, pusing, lemas, hingga kejang. Angka ini bukan main-main. Ini jumlah yang bikin kita sadar kalau program ini punya masalah yang jauh lebih serius daripada sekadar menu yang "aneh."

Kasus ini memang yang paling bikin heboh, tapi bukan yang pertama. Mengacu pada artikel dari Universitas Gadjah Mada, keracunan serupa juga terjadi di Sleman dan Lebong. Lantas, apa penyebabnya?

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis, Niat Baik yang Masih Sulit Jadi Kenyataan

Pakar UGM menyebutkan bahwa masalah utama terletak pada minimnya pengawasan proses penyiapan makanan yang higienis. Ini bukan tuduhan asal-asalan, lho. Hasil pemeriksaan laboratorium di Sleman membuktikan adanya bakteri berbahaya seperti E. coli, Clostridium sp., dan Staphylococcus pada sampel makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun