Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Hutan Mati, Jiwa Orangutan Pun Ikut Mati

28 September 2025   08:00 Diperbarui: 25 September 2025   21:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang relawan menyelematkan orangutan dari kebakaran hutan (Sumber: Yiari.or.id)

"Kisah tragis 'Mata Kosong' di balik setiap lahan yang terbakar, sebuah cerita tentang bagaimana hutan yang mati ikut membunuh jiwa orangutan."

Beberapa tahun lalu, dunia maya sempat geger dengan sebuah foto yang bikin banyak hati teriris. Fotonya simpel saja. Seekor orangutan, matanya menatap hampa. Kosong, tanpa ekspresi. Seolah semua harapan sudah lenyap.

Warganet memberinya julukan "Orangutan Mata Kosong" dan foto itu pun viral. Jutaan likes dan shares bertebaran, dibarengi komentar penuh keprihatinan.

Tapi ya begitu, kadang kita terlalu fokus sama gimmick visualnya, sampai lupa kalau di balik satu foto itu, ada tragedi yang jauh lebih brutal dari sekadar trending topic. Foto itu bukan cuma gambar, melainkan sebuah simbol. Simbol dari kepunahan yang nyata, penderitaan yang begitu personal, dan cerminan dari kegagalan kita sendiri.

Mata Kosong Bukan Cuma Hiasan Berita, tapi Isyarat Penderitaan

Kita sering dengar berita soal kebakaran hutan dan dampaknya ke orangutan. Tapi rasanya berita itu cuma angka saja, ribuan hektare terbakar, sekian individu terancam. Padahal, ceritanya jauh lebih pahit.

Dikutip dari laporan Orangutan.or.id, ada kisah bayi orangutan bernama Himba yang ditemukan dengan luka bakar serius di sekujur tubuhnya. Bayangkan, kulit yang mengelupas, rasa sakit yang tak terbayangkan.

Penderitaan fisik seperti itu hanya salah satu babak dari drama yang lebih panjang. Banyak orangutan yang lolos dari jilatan api, tapi justru menderita penyakit pernapasan akut akibat kabut asap tebal. Mereka sakit-sakitan, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan.

Mata kosong itu adalah manifestasi dari semua penderitaan itu. Ekspresi yang bukan lagi soal lapar atau haus, melainkan ketakutan dan trauma yang begitu mendalam.

Kabur dari Api, Malah Ketemu Manusia yang Lebih Berbahaya

Ketika habitat mereka hangus, para orangutan tidak punya pilihan lain selain lari. Mereka turun dari pohon-pohon yang sudah jadi arang, dan mau tidak mau, masuk ke permukiman manusia.

Yang terjadi kemudian, seperti yang kita duga, adalah horor yang lain. Dilansir dari Yayasan IAR Indonesia, induk dan bayi orangutan yang lari dari kebakaran malah diserang warga yang panik atau merasa terancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun