Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Perempuan Kuat Itu Bukan Superhero Multitasking

30 Agustus 2025   08:10 Diperbarui: 2 September 2025   11:42 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilansir dari Hello Sehat, salah satu ciri perempuan berkarakter kuat adalah memiliki waktu untuk diri sendiri atau self-care. Konsep ini sering disalahpahami sebagai kemewahan—semacam belanja mahal atau liburan ke Bali. Padahal, self-care bisa sesederhana mematikan notifikasi ponsel selama 15 menit, atau sekadar minum kopi sambil menatap langit-langit tanpa harus memikirkan deadline dan tagihan.

Argumentasinya begini: disiplin diri itu seperti mengisi bensin di tangki. Seberapa jauh kita bisa melaju, itu bergantung pada seberapa penuh tangki itu. 

Tanpa self-care, tangki bensin mental kita akan kering kerontang. Disiplin diri tanpa istirahat hanyalah resep menuju kelelahan akut, bukan ketangguhan. Orang yang bermental baja tahu persis kapan ia harus berhenti mengisi bensin, sebelum mogok di tengah jalan. Ia tak takut dibilang malas atau tak produktif. Ia tahu, istirahat adalah bagian dari produktivitas itu sendiri.

Bukan Sekadar Tegar, Tapi Bertanggung Jawab Penuh

Pilar kedua dari ketangguhan mental adalah aksi. Seringkali, orang yang kita sebut tegar itu cuma terlihat tegar di luar, tapi di dalam mereka rapuh karena terus-menerus mencari alasan atau menyalahkan keadaan. "Ah, aku gagal karena orang itu, bukan salahku," atau "Nasibku memang gini."

Jauh dari sikap semacam itu, seorang perempuan bermental baja memiliki apa yang disebut akuntabilitas. Ia tidak mencari alasan. Ia tidak lari dari kenyataan. Ia menghadapi kesalahan, mengakui bahwa ia adalah pemilik penuh dari konsekuensinya, dan berusaha untuk memperbaikinya.

Mengacu pada artikel dari Jawa Pos, mereka yang kuat mental bahkan menggunakan rasa takut sebagai bahan bakar. Ini bukan berarti mereka tidak punya rasa takut sama sekali—itu sih namanya nekat. Ini berarti mereka sadar akan rasa takut itu, lalu menggunakannya sebagai motivasi untuk terus maju. 

Mereka tahu persis bahwa lari dari masalah tidak akan menyelesaikannya. Seperti yang sering kita lihat dalam serial drama korea, masalah itu harus diselesaikan, bukan dihindari.

Baca juga: Mau Tahu Karakter Asli Teman atau Pasangan? Coba 12 Pertanyaan Ini!

Senjata Rahasia yang Bikin Tetap Waras

Mungkin poin ini adalah yang paling penting. Ketangguhan mental bukanlah soal seberapa banyak beban yang bisa kita pikul, melainkan seberapa baik kita mengelola beban tersebut agar tidak menghancurkan diri sendiri. Ini adalah domain pola pikir—pilar ketiga.

Pertama, adaptabilitas. Hidup itu tidak pernah linier. Rencana bisa berantakan kapan saja, persis seperti skema politik menjelang pemilu. Perempuan bermental tangguh tahu ini. 

Alih-alih meratapi kegagalan rencana A, mereka dengan cepat beralih ke rencana B, C, atau bahkan Z tanpa kehilangan fokus pada tujuan akhir. Mereka tidak terjebak pada apa yang seharusnya terjadi, melainkan beradaptasi dengan apa yang sedang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun