Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Uang Suami, Uang Istri, Atau Uang Kita? Benarkah Hanya Guyonan Semata?

11 Juli 2025   07:41 Diperbarui: 10 Juli 2025   10:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengelolaan keuangan keluarga (Sumber: Unsplash)

"Jangan-jangan, di balik guyonan 'uang suami uang istri, uang istri uang istri,' tersimpan kunci kebahagiaan rumah tangga yang sebenarnya?"

"Uang suami itu uang istri, kalau uang istri ya uang istri." Sering dengar guyonan itu kan? Mungkin bagi sebagian dari kita, celetukan itu cuma jadi bahan tertawaan di warung kopi atau grup WhatsApp keluarga. Tapi, coba deh kita selami lebih dalam. Di balik kelakar itu, tersimpan pertanyaan besar yang seringkali jadi ganjalan, bahkan pemicu drama di banyak rumah tangga, bagaimana sih seharusnya suami dan istri mengelola keuangan bersama?

Ini bukan sekadar urusan siapa yang pegang dompet atau siapa yang paling banyak belanja. Ini soal fondasi rumah tangga, soal masa depan anak-anak, bahkan soal ketenangan hati di tengah gempuran kebutuhan hidup yang nggak ada habisnya. Jangan sampai urusan duit bikin hubungan jadi runyam, apalagi kalau sampai bikin kepala berasap.

Menguak Mitos "Uang Suami Milik Istri, Uang Istri Milik Istri"

Mitos atau fakta ya, kalau uang suami itu sepenuhnya milik istri, sementara uang istri ya hak mutlaknya sendiri? Di masyarakat kita, pandangan ini memang cukup populer. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk perlindungan bagi istri, ada pula yang melihatnya sebagai keharusan berdasarkan ajaran agama. Tapi, bagaimana pandangan yang lebih dalam, terutama dari kacamata agama?

Pandangan Agama: Nafkah Suami adalah Kewajiban, Harta Istri adalah Hak Mutlak

Dalam Islam, kewajiban menafkahi keluarga sepenuhnya ada di pundak suami. Ini adalah sebuah amanah besar yang harus ditunaikan. Dilansir dari NU Online, Prof. Quraish Shihab menegaskan, "uang istri tetap uang istri." Artinya, penghasilan yang didapatkan istri, sekecil apa pun itu, adalah hak miliknya seutuhnya dan ia tidak wajib menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Senada dengan itu, pernyataan Buya Yahya yang pernah disampaikan, kewajiban nafkah adalah mutlak bagi suami. Meskipun istri berpenghasilan atau memiliki harta, suami tetap harus menafkahi. Jika istri membantu pengeluaran rumah tangga, itu adalah bentuk sedekah atau kebaikan dari istri, bukan kewajiban.

Namun, di balik penegasan hak ini, ada prinsip yang lebih dalam, hubungan suami istri adalah ikatan kerja sama. Saling membantu, saling menopang, itulah esensinya. Jadi, kalau suami sedang kesusahan dan istri punya kemampuan, alangkah baiknya jika istri ikut membantu. Yang penting, semua harus dibicarakan dan disepakati bersama. Komunikasi itu jadi kunci pokoknya.

Baca juga: Diri Tua Kita, Adalah Kreditur Paling Penting yang Kita Miliki

Bukan Soal Milik Siapa, tapi Bagaimana Mengaturnya

Nah, kalau sudah jelas soal hak dan kewajiban, lantas bagaimana praktiknya di lapangan? Setiap pasangan punya cara sendiri dalam mengelola pundi-pundi rumah tangga. Dikutip dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), ada setidaknya empat tipe pengelolaan keuangan yang umum kita temui di Indonesia:

Dari Menteri Keuangan Rumah Tangga hingga Tim Gotong Royong

  • Tipe sayang istri: Ini dia nih yang sering jadi impian para istri! Suami menyerahkan seluruh gajinya ke istri, ibaratnya istri jadi menteri keuangan rumah tangga. Istri yang pegang kendali penuh, mulai dari alokasi kebutuhan harian, tabungan, sampai jatah uang jajan suami. Lumayan kan, istri bisa atur strategi biar dompet tetap sehat.
  • Tipe pasangan mandiri: Kalau yang satu ini, biasanya terjadi pada pasangan yang sama-sama berkarir. Suami tetap bertanggung jawab atas nafkah pokok dan kebutuhan rumah tangga, sementara istri menggunakan penghasilannya untuk tabungan di luar kebutuhan rutin atau untuk mencapai tujuan pribadi. Konsep "uang suami uang istri, uang istri uang istri" paling terasa di tipe ini. Kuncinya? Komunikasi super kuat biar nggak ada salah paham.
  • Tipe istri terima beres: Model ini sering kita lihat di rumah tangga di mana hanya suami yang menjadi pencari nafkah utama. Suami lah yang memegang kendali penuh atas anggaran dan pengaturan keuangan. Istri biasanya dibekali sejumlah uang tunai atau kartu kredit dengan limit tertentu untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan pribadi. Praktis sih, tapi istri juga perlu tahu gambaran besarnya.
  • Tipe gotong royong (uang kita): Ini tipe yang paling menggambarkan semangat kebersamaan. Suami dan istri menggabungkan seluruh atau sebagian besar penghasilan mereka ke dalam satu rekening khusus. Semua kebutuhan rumah tangga dibayar dari kas bersama ini, dengan pembagian yang sudah disepakati. Kalau ada sisa, bisa ditabung atau diinvestasikan bersama. Sedangkan kebutuhan pribadi, seperti hobi atau healing sendiri, bisa ditanggung masing-masing. Tipe ini butuh komunikasi yang paling intens dan rapat keuangan bulanan bisa jadi agenda wajib.

Setiap tipe punya keunikan dan tantangannya sendiri. Nggak ada yang benar atau salah, kok. Yang paling penting adalah kesepakatan dan kenyamanan bersama. Karena pada akhirnya, tujuan utamanya kan bukan cuma duit kumpul, tapi keluarga bahagia.

Strategi Jitu Agar Kantong Tetap Aman dan Bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun