Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Itu Serupa dengan Melukis

14 Agustus 2020   19:28 Diperbarui: 14 Agustus 2020   21:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu waktu, apakah kita pernah merasa memiliki pengalaman, pikiran, ide, dan/atau uneg-uneg tetapi kemudian membiarkannya menghilang begitu saja karena kita merasa tak bisa mengabadikannya menjadi tulisan?

Ya. Bisa jadi pengalaman, pikiran dan ide kita itu adalah urusan-urusan yang tidak penting dan sepele menurut kita tetapi, siapa tahu, itu adalah inspirasi penting untuk orang lain? Banyak orang merasa enggan mengabadikannya menjadi tulisan karena mereka merasa tidak punya bakat, tidak punya ide, atau kuatir karya tulisannya tak sesempurna yang dipikirkannya.

Seringkali setelah kita tiba pada kalimat terakhir tulisan tiba-tiba datang perasaan tidak senang, tidak percaya diri, atau kuatir jangan-jangan orang lain tak menyukainya. Jangan-jangan tak ada yang membaca. Jangan-jangan...

Contoh sederhana; apakah kita kerap mendapati status atau tulisan yang sudah susah payah kita buat, yang menurut kita sangat bagus, apik dan menginspirasi, tetapi (ternyata) hanya dilihat beberapa pembaca saja? Dikomentari hanya oleh satu orang atau, jangan-jangan, malah tidak ada satu orang pun yang meninggalkan apapun di kolom komentar?

Nah, bagaimana solusinya? Saran saya; jangan pernah ubah atau buang karya tulisan itu!

Yang benar; ubah pikiran kita!

Pernahkah kita mengalami atau merasa tulisan kita tak sebagus yang kita harapkan, dan kemudian, keesokan paginya atau beberapa hari kemudian, membuka dan membaca kembali artikel kita dan menyadari bahwa ternyata artikel kita itu tidak seburuk yang kita kira?

Tulisan yang kita buat sebelumnya jelas tak mungkin berubah. Tetapi, pikiran kita lah yang berubah. Tadinya kita merasa tak menyukai tulisan kita sendiri tetapi tiba-tiba menyadari keesokan harinya bahwa ternyata tulisan kita tidak seburuk yang kita sangka.

Jika kita mulai memercayai perasaan ragu-ragu atau kuatir, kemungkinan besar kita hanya memerlukan perubahan pada pikiran kita. Kita harus mulai membiarkan pembaca membuat penilaian atas karya kita karena tugas kita bukan membuat penilaian atas karya kita sendiri.

Mengubah Pikiran.

Ketika karya kita mulai menemukan pembaca, kepercayaan diri kita (umumnya) akan tumbuh. Dan ketika kepercayaan terhadap diri kita mulai meningkat, seketika itu juga kita mulai kagum terhadap tulisan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun