Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

I'm Happy at Your Home, Kompasiana

2 Oktober 2018   16:09 Diperbarui: 3 Oktober 2018   08:49 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, hari ini, ia tiba-tiba menjadi sangat saleh. Sekali lagi, itu sangat bagus, saya kira. Tetapi, sama halnya dengan Hana, Listyo juga menyampaikan dakwah secara berlebihan dan terus menyindir.

Suatu kali, saya pernah menulis chat dengan mengutip kata-kata milik Shaykh Abdallah Bin Bayyah yang begitu apik (menurut saya): "Every religion is a form of energy, on one hand it can be constructive, and at the other hand, it can be destructive. It is not the problem of the religion, but the problem of the people who're speaking on behalf of it." Usai saya klik "send", Listyo bergegas membalas chat saya. Tak kurang dari setengah menit.

Listyo, dengan bahasa inggris yang dengan susah payah saya artikan, kira-kira membalas chat saya seperti ini: "Jangan sekali-kali menyebut-nyebut agama. Hati-hati mendiskusikannya, jika kamu belum membaca buku-buku agama. Jika engkau salah membaca atau ikut apa kata orang, engkau akan menyesal kehilangan iman."

Usai Listyo menuntaskan chat-chatnya, saya pun lebih memilih diam. Saya memang bukan tipe orang yang suka dengan debat-debat panjang, yang ngalor ngidul, yang melelahkan, yang menyanggah dan menyerang. Bagi saya, seperti apa yang saya pahami selama ini, mendebatkan the faith (iman) itu seperti mendebatkan tentang kebenaran. Bahwa, apakah ada kebenaran yang mutlak di dunia ini? Listyo mungkin lupa, bahwa ada beragam kebenaran di dunia ini: ada kebenaran mutlak, kebenaran relatif, dan kebenaran virtual.

Teman-teman saya yang Islam begitu mengasihani mereka yang bukan Islam karena, katanya, mereka itu tidak diridhoi dan surga bukanlah tempat untuk mereka. Tetapi, ternyata, teman saya yang bukan islam juga memiliki anggapan yang sama terhadap agamanya.

Saya adalah tipe orang yang menyenangi forum-forum diskusi yang terbuka, yang bisa menyampaikan gagasan-gagasan jernih, yang tidak ngotot dan yang tidak ego. Forum-forum seperti itu yang meski hanya beranggotakan/dihadiri tiga atau lima orang, tetapi membuat saya merasa betah. Mereka sangat terbuka, tidak mengolok-olok, tidak pernah memanggil kita dengan menyebut-nyebut nama orang tua atau kekurangan kita, dan mau menerima ragam pendapat yang berbeda-beda.

Selain forum-forum diskusi di atas, ada lagi satu rumah yang membuat saya merasa betah (setidaknya hingga tulisan ini saya posting), yaitu: KOMPASIANA. Di rumah yang bernama kompasiana itulah, saya bisa menuliskan semua uneg-uneg, ragam pemberontakan logika saya, pikiran-pikiran saya yang kadang tampak "liar", nakal dan genit. Saya percaya, para penghuni rumah Kompasiana juga demikian. Banyak dari mereka yang bisa menyampaikan gagasan-gagasan jernih.

I'm happy at your home Kompasiana. Semoga saya tetap betah tinggal di rumah bernama Kompasiana.

Sumber gambar: kompasiana

kompasiana-5bb331d0bde5751f22609cf7.jpg
kompasiana-5bb331d0bde5751f22609cf7.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun