Muhammad Al Khaththat jelas kecewa. Namun, ia agaknya lupa, bahwa bab pertama pelajaran ilmu politik adalah pelajaran tentang cara menunggang. Â
Para penunggang sejatinya adalah orang-orang yang cerdik. Meski mereka kuat, tetapi mereka enggan bertarung dan berhadapan langsung. Mereka sudah menghitung risiko. Dengan menunggangi aksi -apalagi aksi yang dibalut dengan label agama, mereka tak perlu lagi repot berteriak-teriak dan kepanasan. Mereka cukup duduk sambil minum kopi dan tinggal menunggu hasil besok. Jika pesta itu usai dan masih ditemukan ceceran piring kotor, para penunggang itu relatif aman. Mereka hampir tak tersentuh. Sehingga, tangan mereka pun tetap bersih. Â
"Tapi, kan, mereka sudah bertransaksi sebelumnya?"
Jika masih belum paham, saya cuplikkan pernyataan Nikita Khrushchev. Ia mengatakan begini untuk semakin menjelaskan apa itu transaksi politik. "Politicians are the same all over. They promise to build bridges even when there are no rivers".
"Jangan lewatkan. Ikuti terus kelanjutan kisahnya .." kata saya kepada salah seorang kawan.