Tokyo memang kota seribu wajah. Di satu sisi, ia bergerak cepat, penuh neon, crossing terbesar dunia, dan demonstrasi global. Di sisi lain, ia punya ruang sunyi, makam sederhana, dan kisah seekor anjing setia. Dan mungkin, justru karena kontras itulah, Tokyo selalu membuat orang ingin kembali.
Hari kian sore. Demo Palestina perlahan mereda, tapi arus manusia di Shibuya Crossing tak pernah berhenti. Saya menatap sekali lagi ke arah patung Hachik. Dalam benak, bayangan makam di Aoyama bercampur dengan riuh Shibuya. Dua dunia bertemu di satu titik kecil bernama kesetiaan. Dan seperti orang lain yang menjadikan Hachik sebagai titik temu, saya pun merasa, di sinilah---di Shibuya---saya selalu menemukan kembali Tokyo yang saya kenal dan saya rindukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI