Pagi itu, rombongan Wisata Kreatif Jakarta baru saja meninggalkan dapur tempe beraroma kayu bakar di Omah Tempe Mbah Masrifah. Kami menyusuri gang kecil di kawasan Sumbergirang, Lasem. Langkah kami melewati rumah-rumah tua yang berdiri dengan keanggunan senyap. Di ujung gang, kami tiba di sebuah rumah kuno dengan pintu hijau dan halaman yang teduh oleh pepohonan. Di sinilah Batik Lumintu berada.
Di depan pintu, saya sempat melihat papan nama bertuliskan Y. Thiam Keng. Saya menduga nama itu milik pemilik rumah pada masa lalu.
Halaman tengah rumah itu berlantai tegel klasik, memperlihatkan bangunan utama dengan teras yang dijadikan showroom batik. Arsitekturnya khas Tionghoa Hindia, dengan tiang-tiang kayu hijau toska. Warna ini memang banyak dijumpai pada rumah-rumah tua di Lasem.
Yang menarik perhatian saya adalah lisplang atau tepian atap rumah yang berbentuk gigi balang---mirip dengan rumah Betawi yang pernah saya lihat di Condet dan Situ Babakan. Bentuknya segitiga dengan bulatan kecil di atasnya, terbuat dari kayu dan dicat toska-putih. Konon, bentuk segitiga itu melambangkan gunung---simbol kejujuran, keteguhan, dan keberanian, seperti sifat belalang yang gigih.
Kami disambut oleh Mbak Ekawatiningsih---atau Mbak Eka---pemilik Batik Lumintu sekaligus pewaris rumah tua ini. Rumah itu, menurutnya, telah berusia lebih dari dua abad. Ketika saya bertanya tentang huruf "Y" di papan nama depan rumah, ia menjelaskan bahwa itu bukan Yo atau Yap, melainkan dibaca "Ie", nama keluarga dari pihak ibu dan leluhur. Saya jadi teringat komik Kho Ping Ho yang pernah saya baca berjudul Ang Ie Nio Cu. Pada nama ini Ie bermakna Baju. Namun tentu saja, kemiripan ucapan belum tentu bermakna sama. Pada bahasa Tionghoa makna suatu kata harus dilihat dari aksara nya.
Di bagian kuda-kuda rumah, saya menemukan detail ukiran kiri dan kanan yang masih utuh. Di sisi kiri tergambar gajah dan kura-kura; di kanan, burung bangau dan rusa. Gajah yang kuat berdampingan dengan kura-kura yang panjang umur melambangkan harapan akan kehidupan yang stabil dan sehat. Sementara rusa dan bangau adalah simbol keberkahan, rezeki, ketenangan, dan umur panjang. Keseluruhan hiasan itu terasa seperti doa yang dibingkai dalam ukiran.