Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengintip Kambing Mandi dan Sowan ke Rumah Kembar Nitisemito

4 Juli 2025   17:24 Diperbarui: 4 Juli 2025   17:24 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat datang: dokpri 
Selamat datang: dokpri 

"Selamat Datang di Rumah Nitisemito " terpampang di atas pintu gerbang. Sementara itu di sebelah kanan berderet gadis -gadis yang duduk sambil menjajakan minuman tradisional khas Kudus.

Di depan rumah tua ini kami disambut oleh seorang perempuan berusia sekitar enam puluh tahun lebih yang masih merupakan cucu atau buyut Nitisemito. Kami dipersilahkan masuk dan melihat suasana rumah. Bangunannya kokoh, bergaya kolonial Jawa dengan sentuhan art deco. Tegel-tegel lantainya masih asli, tampak sangat klasik dan sangat khas rumah tua peninggalan zaman Belanda. Corak flora dengan warna yang kalem mendominasi lantai ini.

Di ruang tamu, kursi mebel tua masih tertata. Dinding tinggi, lampu gantung antik, jendela lebar, dan perabotan kayu jati serta cermin besar antik membuat kita merasa seperti tersedot ke masa lalu.

Interior rumah : dokpri 
Interior rumah : dokpri 

Kami sempat berbincang dengan nyonya rumah yang menyambut dengan ramah. Tak banyak yang dijelaskan, tapi cukup untuk menambah rasa penasaran.
Ornamen yang paling menarik di rumah ini adalah relief pesawat terbang yang ada di dinding. Mungkin untuk mengingat bahwa sang raja kretek pernah menggunakan pesawat untuk melakukan promosi.
Kami melanjutkan bincang-bincang sambil menunggu sebagian anggota rombongan yang tidak ikut walking tur dan dijemput dari dekat masjid menara.

Omah kembar: dokpri 
Omah kembar: dokpri 

Acara terakhir siang itu di kota lama Kudus adalah mampir ke peninggalan Nitisemito yang paling legendaris sekaligus misterius yaitu Omah Kembar.
Letaknya tidak jauh dari rumah Nitisemito, di jalan Sunan Kudus dan dua rumah ini bagaikan sepasang monumen yang menghiasi Kali Gelis.
Rumah Kembar yang Simetris dan Misterius
Tak jauh dari rumah Nitisemito, kami tiba di sebuah kompleks yang cukup tersembunyi. Dua rumah berdiri berdampingan, simetris, identik dari luar: pintu, jendela, ventilasi, bahkan warna catnya sama persis. Kami langsung menyebutnya "Rumah Kembar" --- dan memang begitulah sebutan masyarakat sekitar.

Kali Gelis: dokpri 
Kali Gelis: dokpri 

Menurut cerita, dua rumah ini dulunya juga milik Nitisemito. Dirancang oleh arsitek Belanda, bergaya Eropa klasik dengan balkon di depan, hanya dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur panjang dan paviliun belakang. Luas total sekitar 6.000m  .
Omah kembar dibangun  tahun 1926 sebagai rumah hadiah untuk dua putrinya (Nahari di sisi timur, Nafiah di barat) yang setia mendampingi di masa perjuangan usahanya  

Tapi yang membuat bulu kuduk merinding adalah bisik-bisik warga bahwa rumah ini dulu "bernyawa". Konon, jika satu rumah direnovasi, rumah yang satunya akan ikut "merajuk": pintu berderit sendiri, atap bocor padahal baru diganti, atau lampu yang tiba-tiba padam saat malam Jumat.
Bahkan ada juga cerita seorang YouTuber yang sempat minta izin masuk ke rumah ini tapi tidak jadi karena ada mitos Babon Spranak.  Apa itu?
Kami tidak masuk ke dalam, tapi cukup berdiri di luar untuk merasakan auranya. Ada semacam energi yang tak bisa dijelaskan. Bukan menyeramkan, tapi seperti tempat yang punya ingatan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun