Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pagi di Stasiun Tawang, Warisan Keindahan dalam Ancaman Air Laut

28 Juni 2025   05:45 Diperbarui: 28 Juni 2025   05:45 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan menuju pesisir utara Jawa Tengah dimulai dari Bekasi. Malam itu saya naik KA Tawang Jaya Premium. Tapi bukan sekadar naik kereta seperti biasanya---ada pengalaman baru yang membuat perjalanan terasa lebih istimewa: saya mencoba fitur face recognition di Stasiun Bekasi. Dalam waktu kurang dari dua detik, wajah saya dikenali oleh sistem, dan pintu masuk ke peron terbuka otomatis. 

Face recognition : dokpri 
Face recognition : dokpri 

Tanpa perlu menunjukkan e-tiket atau KTP, semuanya berlangsung cepat dan lancar. Rasanya seperti masa depan diam-diam mampir ke stasiun tempat saya biasa naik kereta komuter.

Sekitar pukul 00.10 tengah malam, deretan panjang gerbong masuk di peron 3 stasiun Bekasi.  Saya naik ke gerbong 5. Malam itu semua kursi terisi penuh. Dan Pak Sutiono, kawan seperjalanan, yang naik dari Stasiun Pasar Senen. sudah duduk manis di kursinya. Kami bertemu di dalam gerbong. Saling sapa, dan saling berbagi rencana. Mbak Ira juga naik dari Senen, tapi kami baru bertemu ketika kereta sudah tiba di Semarang. Begitu kereta berhenti sempurna di Stasiun Tawang, kami turun satu per satu.

KA Tawangjaya: dokpri 
KA Tawangjaya: dokpri 

Dari Bekasi ke Tawang: Perjalanan Malam yang Tenang

KA Tawang Jaya Premium yang saya naiki melaju tenang menembus malam. Saya dan Pak Sutiono berbincang di dalam kereta, membahas rencana perjalanan esok hari, sambil sesekali mengintip ke luar jendela. Lampu-lampu perkampungan berganti menjadi kegelapan sawah, lalu kembali menyala di stasiun-stasiun kecil.

Selepas subuh, kami mulai merapat ke Semarang. Begitu turun dari kereta, embun pagi menyambut kami di Stasiun Semarang Tawang. Udara masih dingin, namun terasa menggembirakan.

2 meter: dokpri 
2 meter: dokpri 

Turun dari kereta, kami menginjakkan kaki di peron tua yang megah dan tenang. Waktu masih pagi. Di sisi peron, saya melihat papan nama stasiun bertuliskan "Stasiun Tawang Bank Jateng +2 m"---tanda bahwa elevasi Stasiun Tawang hanya dua meter di atas permukaan laut. Informasi sederhana, tapi menyimpan makna penting: bahwa tempat ini sangat dekat dengan ancaman rob. Tapi pagi itu air surut. Tidak ada genangan. Yang ada justru rasa lapang, seperti menyapa hari dengan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun