Siang itu, udara di Nagasaki begitu bersih dan hangat. Matahari menyinari trotoar ketika kami baru turun dari trem Nagasaki Denki no 5 di halte Dejima. Dikejauhan, derit lembut tram sesekali terdengar melintasi jalanan.
Sebuah pintu gerbang yang awalnya kami kira pintu masuk le Dejima ternyata tertutup rapat. Di pagar ada tulisan pintu masuk Dejima dan arah panah. Lumayan jauh serta harus mengitari kompleks.
Kami berdiri di depan sebuah papan besar bertuliskan kanji dan huruf Latin: Dejima Oranda Shkan Ato --- atau "Site of the Former Dutch Factory on Dejima"--Bekas Kantor Dagang atau Pabrik Belanda di Dejima.
Setelah berjalan beberapa ratus meter berjalan menyusuri tepian parit, kami tiba di sebuah jembatan kayu yang membentang di atas kanal sempit yang mengelilingi area berbentuk setengah pulau. Kami melangkah melintasi jembatan itu.
Rasanya seperti benar-benar melompati masa kini, masuk kembali ke masa lampau, sebuah dunia dari 300 tahun yang lalu.
Masuk ke Dunia Miniatur Bernama Dejima
Setelah membeli tiket sejarah 520 Yen, kami berjalan perlahan sambil mengamati komplek bangunan dari kayu dengan gaya arsitektur campuran Jepang dan Belanda.