Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kisah Operacion Yakarta Pada 11 September 1973 di Chile

9 April 2024   19:44 Diperbarui: 9 April 2024   19:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iglesia de San Fransisco, the main entrance, yang beralamat di Av. Libertador Bernardo O'Higgins 834, adalah tujuan saya pagi itu karena merupakan tempat berkumpul untuk Free Walking Tour bertajuk Essential Free Tour Santiago.  Kebetulan lokasi gereja tua ini tidak jauh dari stasiun metro Universidade de Chile tempat kemaren sore saya menemukan minuman segar khas Chile, Mote con Huesillo.

Iglesia San Fransisco: Dokpri
Iglesia San Fransisco: Dokpri

Sekitar pukul 9.30 pagi, rangkaian gerbong   metro line 1 dari stasiun El Golf berhenti di Stasiun Universidade de Chile,  Keluar stasiun dan pemandangan kaki lima dan jalan raya yang lebar menyambut. Sempat beberapa puluh meter salah arah, akhirnya lokasi Iglesia de San Fransisco.  Tugas selanjutnya adalah mencari pemandu wisata yang akan membawa tanda Free Tours.  Namun ketika tiba di plaza kecil di depan gereja yang dihiasi sebuah air mancur kecil bernama Plazoleta Fr.Pedro Bardeci,  belum ada tanda-tanda kehadiran sang pemandu. Mungkin saya tiba terlalu cepat!

Setelah berjalan hingga ke pojok bangunan gereja di persimpangan Jalan San Fransisco dan kembali lagi ke dekat air mancur, barulah terlihat seorang pria memakai baju dan celana pendek warna pink serta para peserta tur lain yang menunggu sambil duduk di bawah pohon.

Air mancur di Plazoleta: Dokpri
Air mancur di Plazoleta: Dokpri


"Kita akan mulai sekitar 10 menit lagi," demikian kata pemandu wisata.  Kesempatan ini dapat digunakan untuk sejenak mampir ke Iglesia de San Fransisco dan melihat interior gereja yang dirikan pada abad ke 16 dan merupakan gereja tertua di Santiago de Chile. 

Interiro gereja: Dokpri
Interiro gereja: Dokpri

Walking tur dimulai dengan sekilas menjelaskan sejarah Igelasia de San Fransisco tadi dan kemudian menyeberang Avenida Libertador Bernardo O'Higgins yang namanya sempat memancing rasa penasaran karena bernuansa Irlandia atau Skolandia.  Rasa penasaran ini baru terjawab ketika dijelasakan bahwa O'Higgins merupakan salah satuh tokoh yang berjuang dalam perang kemerdekaan Chile terhadap Spanyol pada awal abad ke 19.  O'Higgins sendiri masih memiliki darah Irlandia.

Pemandu: dokpri
Pemandu: dokpri

Di seberang, kami tiba di Barrio La Bolsa yang merupakan kawasan komersial yang mulai berkembang sejak akhir abad 19 hingga awal abad ke 20.  DI sini banyak gedung-gedung perkantoran dan juga perbankan dengan arsitektur yang cantik dan ada banyak cafe di pedestrian street yang nyaman.  Kawasan ini merupakan pusat kota Santiago dari abad lampau yang masih lestari hingga saat ini.   Salah satu nama jalan di tempat ini adalah Nueva York atau New York.

Kawasan La Bolsa: Dokpri
Kawasan La Bolsa: Dokpri

Destinasi tur kami pagi itu berlanjut menuju kawasan La Moneda, tepatnya di Plaza de La Constitucion yang sudah saya kunjungi kemarin sore. Kalau kemaren saya hanya melihat-lihat sendiri, kali ini ditemani oleh pemandu wisata yang banyak bercerita.  Tentu saja yang pertama menarik perhatian adalah deretan bendera, istana La Moneda dan gedung-gedung yang ada di sekitar plaza ini. Ada beberapa gedung kementerian di sekitar sini seperti Ministerio de Justicia y Derechos Humanos (Kehakiman dan HAM),  tepat di depan patung Presiden Allende yang sudah dilihat kemarin.  Di sebelahnya ada Gedung Pusat Kereta Api Chile dan juga kemudian Banco Central de Chile.   Juga masih ada Gedung Kementerian Luar Negri dan beberapa gedung pemerintahan lainnya. 

La Bolsa: Dokpri
La Bolsa: Dokpri

Sejenak kami berjalan mengeliling plaza yang cukup luas dan mengagumi keindahan deretan tiang bendera serta istana dan gedung-gedung di sekitarnya.  Dan selain patung presiden Allende, di sudut-sudut plaza ini juga ada patung presiden Chile yang lain seperti  Pedro Aguirrre Cerda, Euduardo Frei Montalva, Diego Portalez, dan Jorge Alessandri Rodriguez.

Di bawah patung Jorge Alessandri Rodrigues ini juga ada sebuah plakat yang bertuliskan kutipan kata-kata sang presiden yang menjabat pada 195801964 itu.

Prasasti: Dokpri
Prasasti: Dokpri

Aquellos que nos juzgan por la seriedad de nuestro rostro o por el retraimiento social de nuestras Vidas, tal vez olvidan que en la soledad surgen y maduran las grandes inquietudes del hombre"

Mereka yang menilai kita dari keseriusan wajah kita atau dari keterasingan sosial dalam hidup kita, mungkin lupa bahwa dalam kesendirian, muncul dan berkembang kekhawatiran terbesar manusia.

Patung Jorge Alessandri : Dokpri
Patung Jorge Alessandri : Dokpri

Di tengah plaza ini  kami duduk dan mendengarkan kisah-kisah menarik yang menjelaskan sejarah Istana La Moneda yang pertama kali dibangun sebagai tempat untuk membuat moneda atau uang logam pada abad ke 18.  Namun kemudian berfungsi sebagai istana tempat kediaman presiden dan juga tempat kediaman presiden Chile sejak abad ke 19.

Namun cerita paling menarik menegani Istana La Moneda bukanlah tentang upacara Changing of the Guard yang diadakan setiap pukul 10 pagi, melainkan tentang peristiwa yang terjadi pada tanggal keramat yaitu 11 September tahun 1973.  Kisahnya mengenai presiden Allende yang patungnya sempat difoto kemaren sore.

Selain salinan kata Tengo Fe en Chile y su destino, di kaki patung juga ada kutipan pidato Allende di saat-saat akhir kekuasaannya sebelum kudeta militer mengakhiri kekuasaan dan juga bahkan merebut nyawanya, Diduga kuat Allende melakukan bunuh diri dengan senjata yang dihadiahkan oleh sekutunya, yaitu Fiedel Castro dari Kuba.

mucho ms temprano que tarde,

de nuevo  se abrirn las grandes alamedas

 por donde pase

 el hombre libre

para construir

una sociedad mejor

lebih cepat daripada nanti,

sekali lagi, jalan besar akan terbuka

dimana

orang bebas dapat melewatinya,

 untuk membangun

masyarakat yang lebih baik,

Lalu ada apa pada 11 September 1973?  Sebuah peristiwa besar yang mengubah jalan sejarah Chile terjadi pada hari kelabu itu.  Kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet untuk menggulingkan presiden Allende terjadi dengan dikepungnya istana La Moneda. Baik Angkatan Darat, Laut, udara dan juga  Korps Carabineros (Kepolisian) Bersatu untuk menjatuhkan pemerintahan yang berhaluan sosialis itu.

Pada hari itu sejak pagi hari Istana La Moneda dibombardir oleh pasukan Angkatan Darat dan pesawat Angkatan Udara.   Karena merasa tidak dapat mempertahankan diri lagi, Allende kemungkinan besar memilih untuk bunuh diri.  Dan sejak itu lah Chile diperintah selama sekitar 17 tahun lebih oleh junta militer..

Dikisahkan juga selama di bawah Jenderal Pinochet terdapat pelanggaran  hak asasi manusia secara terstruktur, masif dan .sistematis. Sama sekali tidak ada kebebasan berekspresi , partai politik ditindas. dan Kongres Nasional juga dibubarkan.

Yang lebih mengerikan lagi adalah setelah kudeta itu, terjadi penangkapan, pembunuhan dan pembantaian orang dan kelompok yang dianggap pro sosialis dan kiri serta mereka yang pro Allende.  

"Ada dugaan kuat bahwa kudeta ini mendapat dukungan dari CIA dan pemerintah Amerika Serikat, " demikian tambah pemandu sambil menceritakan juga bahwa peristiwa kudeta ini diberi nama sandi Operacion Yakarta.   Istilah ini membuat saya sejenak terkejut, tetapi kemudian dijelaskan bahwa pelaksanaan kudeta ini sebagian terinspirasi peristiwa hampir mirip yang terjadi di Indonesia pada 1965 1966 lalu.

Yang membuat cerita ini menjadi lebih mirip lagi adalah bahwa di Santiago selama beberapa bulan sebelum terjadinya kudeta sudah sering beredar tulisan di tembok baik di kampus, pabrik atau tempat-tempat umum tulisan Ya Viene Yakarta atau Yakarta Acerca yang berarti Jakarta akan datang atau Jakarta sudah dekat.

Hal ini sekan-akan memberitahukan bahwa pembantaian, penahanan dan penghilangan orang yang terjadi di Indonesia pun akan terjadi pula di Chile.  Hal ini ternyata sesuai dengan apa yang saya saksikan di pameran 50 Anos Despues di Museo Historico Nacional yang sempat melahirkan slogan Nunca Mas. Alias jangan terulang kembali,

Bahkan di Santiago pun ada sebuah museum yang dibuat khusus untuk memperingati salah satu peridoe paling kelam dalam sejarah Chile yaitu Museo de La Memoria y Derechos Humanos. 

Siapa sangka, jalan-jalan ke Santiago, kita dapat menemukan benang merah antara sejarah Indonesia dan Chile yang serupa tapi tak sama. 

Yang membuat miris pun ternyata Pinochet sendiri, walau sempat digulingkan dan sempat mendapat banyak tuduhan atas korupsi, dan pelanggaran HAM, tetapi tidak pernah menerima hukuman apa-apa dan meninggal dengan karena serangan jantung di Chile pada usia 91 tahun.   Ketika dia pergi, banyak yang tetap memuja dan juga mengecam Pinochet.  Konon selama pemerintahannya sekitar 3000 orang hilang, disiksa, dibunuh dan dipenjara yang hingga saat ini meninggalkan luka pada sebagian besar rakyat Chile.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun