Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Ikan Yunani di Dalam Gereja Immanuel

25 Februari 2024   06:41 Diperbarui: 25 Februari 2024   06:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi itu waktu belum menunjukkan pukul 9 pagi ketika saya turun di halte TransJakarta Pejambon, Jakarta Pusat.

Gereja dari kejauhan: dokpri 
Gereja dari kejauhan: dokpri 


Dari sini, sebuah gereja tua dengan kubah yang ikonik ada tidak jauh di hadapan, kira-kira 150 meter sahaja. Inilah Gereja Innanuel yang sebenarnya sudah ratusan kali saya lihat sepintas dari luar sejak puluhan tahun lalu, tetapi baru kali ini punya kesempatan untuk berkunjung dan melihatnya dari dekat.

Di sini, Mbak Maesa dari Wisata Kreatif Jakarta dan beberpa sobat yang bergabung dalam Festival Kebhinekaan 7 sudah siap untuk mengintip gereja ini dari luar dan dalam.

Kami langsung menuju ke pintu masuk gereja dengan naik lift kaca yang terasa sangat kontras dengan kekunoan gedung ini. Lift ini membantu kita untuk naik ke lantai dasar gereja yang lumayan tinggi. Kalau tidak kita harus naik beberapa derrta anak tangga yang sebenarnya jauh lebih cantik dari lift yang modern ini .


Dari lift kami langsung menuju ke pintu masuk gereja. Merupakan pintu kecil saja dan kemudian tiba di ruang dalam gereja yang berbentuk bundar. Sebelum masuk saya terkagum-kagum dengan deretan pilar Doria dan pintu serta jendela dalam ukuran raksasa yang seakan-akan menyambut kami kembali ke masa silam.

Kubah dari dalam: dokpri 
Kubah dari dalam: dokpri 

Di dalam gereja, yang  langsung menarik adalah kubahnya yang sangat megah dan mengingatkan saya akan Panten di Roma. Bangunan klasik berkubah yang sudah berusia lebih dua ribu tahun.  


Deretan kursi di tenaga ruang gereja ini hanya 5 atau 6 baris.  Uniknya ada kursi khusus untuk kaum disabilitas. Sekarang saya pun sadar bahwa lift tadi juga sebenarnya merupakan fasilitas untuk kaum disabilitas atau lansia .  

Interior gereja: dokpri 
Interior gereja: dokpri 

Selain kursi di ruang tengah, ada juga tiga deret kursi kayu yang melingkar mengikuti dinding gereja .  Makin ke belakang makin tinggi seperti di bioskop atau ruang kuliah. Wah cantik dan antik sekai.

Selain itu gereja ini juga mempunyai balkon di lantai dua, mirip seperti gedung -gedung opera yang cantik dan klasik.  

Di tengahnya terdapat altar dengan hiasan bernuansa warna ungu dengan lima tulisan aksara Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Yesus Kristus anak Allah Juru Selamat. Hiasan ini bergambar ikan karena memang lima huruf Yunani itu, Iota, Chi, Tetha , Upsilon dan Sigma, kalau dibaca memang bermakna ikan walau arti kepanjangan nya ada Iesous Xristos Theou Yios Sotare yang maknanya sudah diterjemahkan di atas.

Ikan Yunani: dokpri 
Ikan Yunani: dokpri 


Di altar ada sebuah bibel atau Alkitab tua berbahasa Belanda dan di belakang altar ada beberapa prasasti bertuliskan nama-nama jemaah baik dari Portugis, Belanda, Bahkan Lutheran lengkap dengan angka tahun.

Menurut mbak Maesa gereja ini dibangun pada sekitar 1830 setelah kota Dibangun kota baru Weltevreden dan diperuntukkan untuk kaum penggede Belanda.

Salah satu warisan budaya yang ada di gereja ini adalah sebuah orgel tua yang sudah berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berfungsi dengan baik.

Pilar Doria: dokpri 
Pilar Doria: dokpri 


Kami kemudian berjalan ke luar gereja dan mengagumi keindahannya dari berbagai sudut.  Gereja ini juga sering dipakai untuk upacara pernikahan dan biasanya digelar karpet merah di anak tangga menuju pintu masuk.  Akan tetapi beberapa film Indonesia juga pernah diambil di gereja ini termasuk film komedi Dono Kasino Indro dan Ayat-Ayat cinta.

Patung di halaman gereja katedral: dokpri 
Patung di halaman gereja katedral: dokpri 

Dari gereja Immanuel, perjalanan dilanjut menuju ke gereja katedral. Dari Kristen Protestan kita menuju ke Katolik. Sebuah gereja dengan arsitektur khas Neogotik dengan menara-lancip yang khas. Sayangnya kita tidak bisa masuk ke dalam katedral karena sedang ada upacara pernikahan.

Saya sempat melihat kedatangan kedua mempelai dengan mengendarai sedan mewah Rolls Royce . baru kali ini saya melihat langsung Rolls Royce di Indonesia. biasanya saya hanya bermain dengan mesin Rolls Royce pesawat terbang.

Akhirnya kami mengunjungi Museum Katedral yang pernah saya kunjungi  tahun lalu.

Masjid Istiqlal: dokpri 
Masjid Istiqlal: dokpri 


Wisata kebhinekaan diakhiri dengan mampir ke Masjid Istiqlal yang sudah sering saya kunjungi.

Kebetulan siang itu sedang ramai wisatawan asing baik dari Korea, Hungaria dan beberapa negara lainnya.  

Istiqlal yang berarti kemerdekaan serta gereja katedral memang sering digunakan sebagai etalase keberagaman dan toleransi di Indonesia.  Sama seperti fakta bahwa arsitek masjid Istiqlal adalah seorang penganut Protestan bernama F Silaban.

Semoga saja dengan berkunjung ke berbagai tempat ibadah yang saling berdekatan dan menunjukkan keberagaman di Indonesia ini dapat memberikan kita makna yang lebih mendalam tentang toleransi dan keberagaman. Semoga etalase itu jauh lebih bermakna dalam implementasinya dibandingkan hanya sebagai simbol simbol belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun