Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menembus Garis Batas 9: Huma, Burung Garuda dari Uzbekistan

26 September 2023   21:21 Diperbarui: 29 September 2023   05:35 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural di Samarkand: Dokpri

Setelah sejenak mengagumi keindahan dan kemegahan kompleks makan raja-raja Dinasti Timurid di Gur E Emir, langlang kami di Kota Samarkan dilanjutkan dengan menuju restoran untuk makan siang. Kami dijanjikan makan siang dengan menu makanan nasional Uzbekistan, yaitu Plov atau pilav, tentu saja dengan berbagai menu lain yang tidak kalah lezatnya.

Rombongan berjalan kaki bersama Daniyor dengan langkah kaki yang mantap dan cepat, mungkin karena sudah terasa lapar yang melilit. Namun saya sendiri sedikit tertinggal ditemani Mas Agus beberapa puluh meter di belakang. Dari Gur E Emir, kami melewati taman luas dengan pemandangan yang indah kemudian bertemu dengan sepasang patung singa yang cantik. Patung singa yang juga tampak gagah seakan-akan mengawal mausoleum Amir Timur.

"Singa atau kadang ada yang menyebutnya macan tutul adalah lambang Kota Samarkand," demikian penjelasan Mas Agus ketika saya bertanya mengapa di Samarkand cukup banyak ditemui patung dan juga gambar atau lukisan singa.  

Pada kesempatan berikutnya saya juga semoat menanyakan kepada Daniyor tentang keberadaan patung singa tadi. Dengan senyum manis. Ia berkata:  "These lions are defending Gur Emir Mausoleum. You know actually Amir Temur's main symbol was lion, "  demikian penjelasan Daniyor mengenai makna singa yang ternyata hadir di sana sebagai pengawal masuoleum Gur E Emir.

Daniyor juga kemudian menambahkan bahwa Amir Tmiur perkata bahwa Singa bukan hanya raja hutan atau raja semua hewan melainkan juga merupakan simbol atau lambang kebijaksanaan.   Ternyata dari sepasang patung singa di tengah kota Samarkand, kita bisa belajar banyak mengenai makna yang mendalam dan bukan hanya sebagai patung yang mempercantik kota.


Kami terus berjalan dan sampai di persimpangan jalan. Persimpangan jalan yang membuat kami sedikit ngeri-ngeri sedap untuk menyeberanginya. Maklum, cara orang Uzbek mengemudikan kendaraan adalah sambil berbelok tidak mengurangi kecepatan, melainkan menggunakan rem yang menderit-derit di setiap pojok-pojok jalan. Walaupun begitu, kalau kita menyeberang di zebra cross ataupun di tempat yang ada lampu lalu lintas, ternyata pengemudi di Samarkand dan Uzbekistan pada umumnya akan menghormati pejalan kaki dan memberi kami jalan terlebih dahulu.  

Singa Samarkand: Dokpri
Singa Samarkand: Dokpri

Di persimpangan jalan ini, kami kembali melewati sebuah bangunan, mungkin rumah, yang berlantai tiga atau empat. Yang menarik adalah dinding bangunan ini dihias dengan lukisan tembok atau mural yang sangat unik dan cantik. Gambarnya sangat fenomenal dan tradisional dengan hanya perpaduan tiga warna yang membentuk mozaik yang khas dan menarik. Putih, Kuning genteng muda dan cokelat, demikian tiga warna itu dipadu dan diramu dengan cantik menjadi gambar mural yang menawan.

Sekali lihat, saya dapat menangkap nuansa budaya Persia pada gambar mural ini walaupun belum dapat mengartikannya secara jelas. Di bagian atas ada seekor burung dengan sayap yang membentang dan ekornya yang panjang terjurai jauh sampai ke sudut bawah bidang lukisan. Sementara di bagian bawah ada dua kelompok gambar. Di bagian bawah ekor burung ada gambar seorang perempuan yang sedang duduk dan memangku seorang anak kecil. Melihat gaya busana perempuan ini, bagaikan dari negeri 1001 malam. Di bagian bawah sebelah kanan, ada gambar tiga orang gadis cantik yang tampak sedang memainkan alat musik. Salah satunya adalah alat musik petik berdawai yang mirip gambus atau gitar kecil.  

Menurut Mas Agus, lukisan mural ini sudah ada sejak era Soviet masih berkuasa di Uzbekistan dan burung yang ada pada lukisan itu adalah burung mitologis yang disebut juga burung surga dan bernama 'Huma".  Burung ini pula yang ada pada lambang negara Uzbekistan dan juga sering muncul di lembaran mata uang Sum serta sebagian koin Sum. Sedangkan gambar perempuan itu mungkin saja berasal dari kisah dan legenda rakyat Uzbek. Namun, Mas Agus juga kurang mengetahui lebih mendalam mengenai cerita rakyat Uzbek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun