Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dalam Penerbangan Ini Hanya Ada Kursi Kelas Bisnis

22 Mei 2023   20:41 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Airbus 340-500: Airbus

Kalau kita naik pesawat baik domestik atau internasional, biasanya ada beberapa kelas baik kelas ekonomi, kelas bisnis ataupun kelas utama.  Terkadang ada juga maskapai yang menawarkan kelas ekonomi premium.   

Sementara itu, ada juga Low Cost Carrier yang menawarkan konfigurasi satu kelas, yaitu seluruh kursi atau tempat duduk merupakan kelas ekonomi. Hal ini tentunya agar satu pesawat bisa mengangkut penumpang lebih banyak. 

Pesawat jenis A320 misalnya bisa mengangkut lebih dari 180 penumpang bila konfigurasinya tempat duduknya hanya menawarkan kelas ekonomi saja.  Bahkan pesawat Airbus 380 sendiri sebenarnya bisa mengangkut sekitar 800 penumpang lebih jika konfigurasinya satu kelas yaitu kelas ekonomi saja. Walau hingga saat ini belum pernah ada maskapai yang berani memesan pesawat A380 dengan konfigurasi ini.

Namun terbang dengan banyak penumpang di dalam kelas ekonomi, terutama untuk penerbangan longhaul memang terasa kurang nyaman.  Bahkan bila kurang bergerak Selma penerbangan bisa menyebabkan suatu gejala penyakit yang disebut Economy Class Syndrome atau nama resminya adalah Deep Vein Thrombosis, yang bahkan bisa menyebabkan kematian.

Economy Class Syndrome ini terjadi bila seseorang duduk dalam waktu yang lama tanpa bergerak seperti yang mungkin terjadi bila kita duduk di kelas ekonomi dalam suatu penerbangan pesawat B747 yang penuh dengan penumpang, dan kebetulan duduk di kursi tengah sehingga malas bergerak atau mengganggu penumpang lainnya. 

DVT merupakan gejala terbentuknya gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena jauh di dalam tubuh seperti di paha atau betis.  Penderita DVT biasanya mengalami sakit otot, betis yang bengkak dan kemerahan dan bahkan dalam kasus yang lebih serius bisa merambat ke paha hingga pinggul.   

DVT bisa menyebabkan kematian jika gumpalan darah dalam vena ini pecah dan menyumbat ke dalam paru-paru dan menghalangi aliran darah ke jantung yang disebut dengan gejala  Pulmonary Embolism atau Emboli Paru.   Hal ini bisa menyebabkan penderita pingsan dan bahkan kematian mendadak.

Nah karena itu, Singapore Airlines pernah menawarkan suatu penerbangan long haul atau jarak jauh dengan satu konfigurasi kabin, yaitu all business class dengan menggunakan pesawat A340-500.  Pesawat Airbus dengan empat engine Rolls Royce Trent 500 dengan jarak jelajah yang lumayan jauh ini mampu terbang dengan lebih dari 18  menempuh jarak lebih dari 16 Ribu Kilometer.

Tidak mengherankan bila Singapore Airlines merupakan maskapai pertama yang menggunakan A340-500 untuk ultra non stop Singapore Los Angeles menempuh lebih dari 14 ribu kilometer dengan waktu terbang hampir 16 jam.    Karena hanya memiliki konfigurasi kelas bisnis, jumlah tempat duduk pun hanya sekitar 100 tempat duduk dengan kursi yang bisa diubah menjadi Flat Bed alias tempat tidur yang nyaman.  Tentu saja pelayanan selama terbang belasan jam itu tidak akan membuat penumpang bosan karena selain layanan makanan dan minuman, hiburan dalam penerbangan atau inflight entertainmentnya juga sangat beragam. 

Penerbangan yang dimulai pada tahun 2004 ini seakan menjadi pionir untuk ultra Longhaul flight yang kemudian dilengkapi dengan penerbangan Singapore Newyork , yang hingga kini masih merupakan salah satu penerbangan non stop terjauh. 

Penerbangan Singapore Newark ini menempuh jarak lebih dari 15 ribu kilometer dan bila mengangkut penumpang dengan konfigurasi 64 kelas bisnis dan 117 Executive Econmoy dapat ditempuh dengan waktu terbang hampir 18 jam.  Walau kemudian konfigurasi ini kemudian diubah dengan All Business Class seperti rute SIN LAX (Singapore Los Angeles).

Walaupun cukup popular di antara pelanggan, namun rute istimewa ini kemudian harus ditutup sekitar tahun 2013 karena secara finansial dianggap kurang menguntungkan.  

Dengan konfigurasi All Business Class, maka pengaturan tempat duduk pada setiap baris adalah 1-2-1 sehingga semua penumpang mendapatkan akses ke koridor atau aisle di pesawat. 

Dengan tempa duduk yang luas dan nyaman serta bisa diubah menjadi tempat tidur alias flat bed ini tentunya penumpang memang merasa dimanjakan dalam penerbangan yang panjang itu.  Bentuk tempat duduk ini memang mirip dengan bentuk tempat duduk pada kelas bisnis di pesawat Singapore Airline jenis B777-300 ER dan A380. 

Walau sekarang penerbangan jarak jauh dengan konfigurasi All Business Class menggunakan A340-500 sudah menjadi sejarah, tetapi dapat dikatakan bahwa pesawat A340-500 ini telah menjadi pionir dalam Ultra Long Flight.   

Layanan ultra long Flight ini sekarang digantikan oleh pesawat A350-900 ULR (Ultar Long Range) yang melayani Singapore New York dengan konfigurasi Kelas Bisnis dan Premium Economy.

Salah satu hal menarik yang diberikan Singapore Airlines untuk penumpang yang terbang  di masa awal menggunakan service ultra long service ini adalah dengan memberikan Certificate of Flight , sebagai bukti kita pernah terbang dengan penerbangan komersial terpanjang pada saat itu seperti sertifikat yang saya miliki ketika terbang dengan penerbangan SQ 20 dari Singapore menuju Los Angeles pada 2004 dengan menggunakan pesawat A340-500.   

Dan sebagai kenang-kenangan, sertifikat ini dapat kita simpan sebagai bukti pernah ikut dalam penerbangan terjauh pada masanya.   Nah walau sudah ratusan atau ribuan penerbangan dengan bermacam maskapai pernah kita alami, baru satu sertifikat yang saya miliki, karena dalam perjalanan kembali dari Los Angeles ke Singapore, walau memakan waktu yang lebih lama, saya tidak lagi mendapat sertifikat. 

Bagaimana pengalaman anda terbang secara non stop dengan jarak jauh hingga belasan ribu kilometer? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun