Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa Antara Yves Saint Laurent, Pierre Berge, Madison Cox, dan Maroko?

18 Desember 2022   20:38 Diperbarui: 18 Desember 2022   20:39 2800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yves & Pierre di Dar Es Saadah: Museeyslparis.com

Prestasi Maroko yang berhasil menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang melaju ke semi final membuat kian banyak orang menjadi lebih penasaran akan negara di Afrika Barat laut yang berbatasan dengan Samudra Atlantik dan Laut Tengah ini.

Nah bersamaan dengan itu, Sabtu, 17 Desember 2022 Koteka Talk juga mengadakan zoom meeting bersama seorang diaspora Indonesia, Lina Berlina, yang tinggal di Berlin dan kebetulan baru saja kembali dari perjalanan di Maroko bersama keluarganya.  

Dalam kesematan itu disebutkan kesan mendalam Lina Berlina akan kota Marrakech dan juga Yves Saint Laurent.   Mendengar nama Marrakech dan Yes Saint Laurent, maka saya langsung teringat kembali akan kunjungan saya ke Maroko, atau lebih tepatnya ke Marrakech dan sempat menyambangi temoat-tempat yang memiliki koneksi dengan perancang busana kondang asal Perancis itu.

Salah satu tempat di Marrakceh yang memiliki hubungan erat dengan Yves Saint Laurent adalah Jardine Majorelle, yang merupakan sebuah taman yang sangat indah tempat abu jenazah Yves Saint Laurent di taburkan setelah kematiannya pada 2008.  Di taman yang penuhi dengan berbagai jenis pohon seperti kaktus dan bambu serta pohon-pohon palma ini pula terdapat Villa Oasis, yang menjadi rumah kediaman Yves Saint Laurent dan pasangannya Pierre Berge. 

Jardine Majorelle: Washington Post
Jardine Majorelle: Washington Post

Dan kini, Lina Berlina juga menceritakan hal baru yang belum sempat saya kunjungi, yaitu Museum Yves Saint Laurent yang letaknya bertetangga dengan Jardine Majorelle dan Vila Oasis ini. Semuanya terletak di kawasan Ville Nouvelle atau Kota Baru di Marrackech yang terkenal dengan julukan Kota Merah dari Maroko. 

Lalu bagaimanakah kisah Yves Saint Laurent dan konektivitasnya dengan Marrakceh dan Maroko, bukankah yang kita tahu selama ini, dia adalah seorang perancang busana kondang yang berasal dari Perancis, negara yang mengasndakan impian Maroko untuk berlaga di final Piala Dunia 2022 di Qatar.

Ternyata Yves Saint Laurent, yang dilahirkan di Oran, Aljazair pada 1936 pertama kali berkunjung ke Marrakech pada Februari 1966 bersama dengan pasangannya Pierre Berge.  Mereka berdua langsung jatuh cinta kepada kota ini. Pertama kali datang ke Marrakceh, Yves dan Pierre menginap di sebuah hotel di kawasan kota tua Bernama La Mamounia. 

Di sinilah keduanya tersihir dengan sinar Mentari Maroko, nyanyian burung bulbul dan puncak pegunungan Atlas yang diselimuti salju.  

Yves dan Pierre kemudian membeli sebuah rumah di Kawasan Medina di Marrakech dan berkunjung ke sini beberapa kali dalam setahun sejak itu.  Marrakech menjadi rumah kedua bagi mereka selain Paris.  Rumah di kawasan Medina ini dinamakan Dar el Hanch yang berari Rumah Ular dalam Bahasa Arab.  Nah di Maroko ini pula Yves mendapatkan sejuta inspirasi untuk karya-karyanya terutama mengenai warna-warna yang indah dan spesifik yang hanya dapat ditemuinya di Maroko.

Pada 1974, Yves dan Pierre menjual Dar el Hanch kepada sahabat mereka Fernando Sanchez dan membeli sebuah rumah di distrik Geuliz dekat Jardine Mojerelle.  Rumah baru Yves dan Pierre ini Bernama Dar Es Sadaah atau House of Happiness alias Rumah Kebahagiaan.  Bill Willis, seorang teman mereka yang berprofesi sebagai arsitek diminta untuk menambahkan dekorasi Dar Es Sadaah ini.

Villa Oasus: Museeyslparis.com
Villa Oasus: Museeyslparis.com

Kemudian pada dekade 1980-an, Jardine Majorelle  yang sering dikunjungi oleh Yves dan Pierre sedang dalam kondisi akan tergusur oleh perkembangan real estate. Akhirnya Yves dan Pierre membeli taman dan villa  yang kemudian dijadikan tempat tinggal mereka berdua. Kembali Bill Willis ditugaskan untuk merenovasi taman dan villa yang kemudian dinamakan Vila Oasis.  Pada sekitar tahun 2000-an taman ini kembali dirancang ulang oleh Madison Cox sehingga menjadi lebih indah da menarik jutaan turis yang berkunjung ke Marrakech.  Dan taman ini pula yang saya kunjung dalam kunjungan ke Marrackeh. Taman tempat abu jenazah Yves Saint Laurent ditaburkan.

Namun menurut catatan, Jardine Majorelle ini sebenarnya merupakan milik seorang artis asal Perancis Bernama Jacques Majorelle yang membangun rumah dan taman ini pada tahun 1923 an. Selama hampir empat puluh tahun Majorelle membangun kebun dengan tanaman yang berasal dari 5 benua dan sejak 1947 taman atau kebun ini mulai dibuka untuk umum namun akhirnya terbengkalai sejak Majorelle bercerai dan akhirnya terpaksa menjual kebun dan rumahnya pada 1950-an.   Dan kemudian barulah kebun dan rumah ini ditemukan kembali oleh Yves dan Pierre.

Boleh dikatakan bahwa Yves dan Pierre sangat berjasa karena menyelamatkan Jardine Majorelle dan rumah yang dinamakan Villa Oasis sehingga menjadikannya salah satu tempat wisata paling menarik di Marrakech, bahkan setelah keduanya meninggal.  Yves dan Pierre juga menunjukkan rasa tertarik yang besar terhadap seni etnis Berber yang merupakan penduduk asli Maroko.  Bahkan salah satu sudut bangunan di Jardine Majorelle juga dijadikan museum seni yang didedikasikan untuk seni etnis Berber. 

Untuk jasa-jasanya ini, bahkan Kerajaan Maroko memberikan bintang jasa kepada Pierre Berge yang Bernama Grand Cross of the Order Ouissam Alaouite yang langsung diserahkan oleh Raja Muhammad VI pada 2016.  

Dan akhirnya pada 2017, Museum Yves Saint Lauren yang didedikasikan khusus untuk perancang busana ini pun dibuka. Sebuah museum yang diidam-idamkan oleh Pierre Berge pun menjadi kenyataan.  

Satu tahun kemudian, pada 2018, Pierre Berge pun menyusul Yves Saint Laurent.  Dia meninggalkan pasangan yang sudah dinikahi secara resmi yang tidak lain adalah Madison Cox yang merupakan arsitek yang merancang ulang Jardine Majorelle. Boleh dibilang Madison Cox ini adalah dudu pewaris Pierre Berge.

Sebuah rangkaian kisah yang menarik akan konektivitas dan sumbangan yang telah diberikan oleh Yves Saint Laurent dan Pierre Berge kepada Marrakcech dan Kerajaan Maroko.  

Walaupun kunjungn terakhir saya ke Marrakech sudah lewat beberapa tahun, kenangan akan keindahan kota merah ini tetap membekas dan suit dilupakan.  Besar harapan dapat kembali ke kota ini dan mampir ke museum Yves Saint Laurent dan sekaligus berziarah ke memorial YSL yang ada di Jardine Majorelle. 

Daya sihir Maroko memang tidak pernah sirna ditelan masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun