Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kurang Dikenal, Namun Isi Museum Ini Mempunyai Peran Penting dalam Sejarah Perjuangan

23 Agustus 2022   16:50 Diperbarui: 23 Agustus 2022   17:03 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bagian atas pintu masuk gedung juga ada papan nama bertuliskan Museum Sandi lengkap dengan logo yang mirip dengan tugu yang ada di halaman.  Memasuki beranda, museum ini terlihat sepi, ada seorang petugas yang meminta saya untuk mengisi buku tamu. Dan setelah itu pengunjung bisa masuk dengan gratis. Asyiknya lagi disediakan  pemandu wisata sehingga pengunjung bisa mendapatkan penjelasan dan kisah-kisah di balik benda-benda yang dipamerkan.

Prasasti: Dokpri
Prasasti: Dokpri

Di beranda ini juga terdapat prasasti peresmian Museum Sandi pada 29 Januari 2014 yang ditandatangani bersama oleh Kepalan Lembaga Sandi Negara, Djoko Setiadi dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Ruang pertama yang saya masuki disebut Ruang Intro untuk memperkenalkan pengunjung kepada dunia persandian.  Di sini diputarkan video dengan durasi sekitar 10 menit mengenai sekilas Kriptografi baik yang ada di dunia internasional maupun Indonesia. Juga ada denah museum dan alur pengunjung.

Benda yang dipamerkan: Dokpri
Benda yang dipamerkan: Dokpri

Kemudian kami memasuki ruang demi ruang di museum ini untuk mengembara di dunia persandian. Misalnya ada tablet Tulisan paku atau Kuneiform yang digunakan Bangsa Sumeria sekitar 4000 SM,  yang membawa pesan-pesan rahasia.  Juga dipamerkan alat sandi yang digunakan oleh kaisar Romawi Julius Caesar yang disebut dengan Caesar Ciphe yang merupakan bentuk sandi geser yang sederhana.

Bahkan di salah satu pojok ruangan ada juga bentuk sandi yang menggunakan tato dimana pesan yang ditulis ditato di kepala budak yang dikirim dan baru bisa dibaca ketika rambutnya dicukur.

Buku Kode: Dokpri
Buku Kode: Dokpri

Pengembaraan di museum Sandi berlanjut terus dan di ruangan yang lain yang mengisahkan sekilas sejarah Persandian di Indonesia yang dimulai sejak jaman perjuangan. Dimulai dengan nama Dinas Kode pada 1946 dan ada Diorama Menteri Pertahanan Amir Syarifudin sedang melantik dr Roebiono Kertopati yang kemudian dijuluki sebagai Bapak Persandian Indonesia.  Beliau inilah yang banyak mencitakan sandi yang digunakan di Indonesia.

Prasasti: Dokpri
Prasasti: Dokpri

Pentingnya Sandi ini dapat kita lihat pada sebuah prasasti yang ada di museum ini bertuliskan "Ingatlah Bahwa Kechilafan satu orang sahaja tjukup sudah menjebabkan keruntuhan negara, dr Roebiono Kertopati."    Prasasti ini dipajang di dekat display bergambar berbagai jenis mesin sandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun