Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seri Nostalgia: Serunya Naik MTR (Bukan MRT) di Hong Kong 33 Tahun yang Lalu

10 Juli 2019   13:56 Diperbarui: 10 Juli 2019   15:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keuntungan Store Value Ticket yang paling murah seharga  50 Dollar adalah bila saldo tinggal berapapun dapat digunakan sejauh mungkin pada perjalanan terakhir sebelum tiket ditelan mesin lagi. Selain itu ada diskon sehingga membayar dengan Store Value Ticket akan lebih murah dibanding tiket sekali jalan.

Stasiun Prince Edward  terdiri dari beberapa tingkat sesuai dengan tujuan akhir kereta kita. Kalau kita sudah mengerti sebenarnya tinggal mencari arah menuju ke stasiun terakhir saja. Namun pertama kali masuk ke peron, kami sempat sedikit bingung karena belum hafal nama stasiun terakhir. Asyiknya untuk mencapai level yang lebih bawah pun tersedia eskalator yang cukup banyak sehingga tangga sendiri jarang digunakan.

Keunikan stasiun MTR di Hongkng adalah nama stasiun yang ditulis dengan besar baik di tembok atau tiang-tiang stasiun sehingga penumpang dapat mengetahui dimana kita berada selain mendengarkan pengumuman baik dalam bahasa Inggris maupun Kanton.

"Please stand back from the doors" demikian pengumuman dalam bahas Inggrisi mengikuti pengumuman dalam Bahasa Kanton setiap kali kita masuk ke dalam kereta. Selain itu yang diumumkan juga adalah nama stasiun berikutnya.

dokpri
dokpri
MTR Hongkong memang memiiki jauh lebih banyak keunggulan dengan MRT Jakarta walaupun kita membandingkan antara tahun 1986 dan 2019. Bahkan pada saat ituu sudah tersedia MTR tiket khusus turis lengkap dengan peta kawasan menarik yang bisa dikunjungi dari  stasiun terdekat. Harga tiket khusus turis ini sendir hanya 55 HK Dollar dan berlaku untuk 3 hari.

Namun MTR Hongkong juga memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan metro atau MRT di Jakarta. Yaitu tidak disediakan fasilitas  toilet di dalam kawasan stasiun. Sehingga untuk yang suka ke kamar kecil harap mampir dulu sebelum masuk ke stasiun MTR.


Selain MTR pada saat itu di Hingkong juga ada KCR atau Kowloon Canton Railway dari Hung Hom hingga stasiun terakhr di Shengshui.  KCR ini sekarang sudah diintergalkan dengan MTR. Kalau dulu kita harus transit dan membeli tiket berberda di stasiun transit Kowloon Tong. Dan jalur Hung Hom Sheng Shui menjadi East Rail Line. KCR sendiri mulai beroperasi sejak 1910.

dokpri
dokpri
Demikianlah pada saat perjalanan pertama ke Hongkong itu, akhirnya saya pun menjajal seluruh 37 stasiun MTR dan sebagian KCR kecuali Lo Wu stasun dimana kita harus menyebrang ke Shenzhen di Tiongkok  Negri Tiongkok sendiir pada saat itu masih menyimpan banyak misteri yang tetap menarik untuk dikunjungi suatu saat nanti. Bahkan di Hongkong sendiri ada sebuah tempat bernama Lok Ma Chau yang memjadi tempat ruri khusus untuk megintip negri Tiongkok di kejauhan.

Pada 2019 ini MTR merayakan HUT 40 tahun sementara MRT Jakarta baru saja lahir. Tentu saja sangat jauh membandingkan Jakarta dan Hongkong yang memang sangat berbeda. MTR sendiri sekarang sudah terdiri darii belasan jalaur termasuk ke Bandara Chep Lap Kokt dan juga melayani Kereta Cepat sampai ke kota-kota besar di Tiongkok.

Demikian sekilas pengalaman pertama naik MTR yang bukan MRT di Hongkong. Sudah lama sekali yaitu 33 tahun yang lalu.

Hongkong, Medio 1986

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun