Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film

Walau Kisah Preman, namun Sarat Nilai Kemanusiaan

25 Januari 2019   17:07 Diperbarui: 26 Januari 2019   13:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Para Preman yang Bermain di Film Preman Pensiun, Sempat Jadi Penjaga Klub Malam di Kota Bandung (jabar.tribunnews.com)

Preman Pensiun merupakan film terbaru yang diangkat berdasarkan sinetron dengan judul yang sama. Kalau sinetronnya telah habis masa putar dan selama 3 tahun hadir menghibur pemirsa, maka kali ini film nya pun tidak kalah mantap.

Film yang berkisah mengenai mantan preman dan mengambil lokasi di kawasan kota Bandung ini dijamin akan menghibur warga Jawa Barat dan juga seluruh penggemar film Indonesia.

Kisahnya masih tentang anak buah Kang Bahar. Preman pensiun yang sudah berpulang . Tangan kanannya Muslihat yang menghadapi berbagai drama baik di dalam keluarga maupun daam kehidupan mantan anak buah nya. Kisah lebih berfokus kepada Gobang yang tiba-tiba saja kembali mengadakan reuni karena adik iparnya , Dayat dipukuli preman yaitu Darman.

Sementara Muslihat juga sudah mulai mengkhawatirkan anak perempuan satu-satu nya Safirah yang mulai pacaran. Sementara itu bisnis kecimpring Muslihay juga sudah mulai menurut dan sepi peminat .

Walau alur ceritanya sederhana , tetapi dalam film ini kita melihat nilai -nilai kekeluargaan yang erat di antaa mantan preman. Preman juga manusia, mereka terjebak di antara kesetiaan , kekeluargaan , penghianatan , dan juga masalah perekonomian. Bagaimana kalau kemudian terbukti bahwa yang memerintahkan untuk menghajar Dayat adalah Dik Dik, Dik Dik sendiri masih mantan anak buah Muslihat.

Bagaimana cara Muslihat dan juga Gobang mengatsi maslahi internal para preman pensiun ini. Film ini juga dijamin banyak mengandung nsur komedi dengan dialog saling berjawab dalam berbagai situasi yang berbeda.

Selain iti dialog dalam Bahasa Sunda juga membuat aroma yang segar dan menyenangkan tanpa mengurangi nilai-nilai kemanusiaan yang ada di dalam kisahnya. Tidak dapat disangkal bahwa Preman Pensun telah sukses memberikan penghormatan kepada almarhum Didi Petet yang berpera sebagai Kang Bahr.

FIlm ini telah tayang sejak 17 Januari di XXi dan CGV terdekat.

Para Pemain

Epu Kusnandar                                : Kang Muslihat

Tya Arifin                                           : Kinanti

Icha Naga                                           : Pipit

M.Jamasari                                        : Gobang

Andre Manihot                                : Dikdik

Produksi                                             : MNC  Pictures

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun